Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Kapal pertama yang mengangkut bahan pangan asal Ukraina terlihat meninggalkan pelabuhan Odessa di Laut Hitam menuju Lebanon pada Senin (1/8/2022) kemarin.
Pelayaran tersebut terjadi setelah Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menengahi kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk antara Moskow dan Kiev pada bulan lalu, untuk meredakan krisis pangan global yang memburuk.
Dilansir dari Reuters, kapal Razoni berbendera Sierra Leone, sebuah negara di Afrika Barat, berlayar menuju pelabuhan Tripoli, Lebanon, setelah transit di Selat Bosphorus Turki yang menghubungkan Laut Hitam ke Mediterania. Kapal ini diperkirakan membawa sekitar 26.527 ton jagung.
Baca juga: Serangan Rusia di Mykolaiv Menewaskan Taipan Gandum Ukraina
Namun masih ada rintangan yang harus dilewati sebelum jutaan ton biji-bijian Ukraina dapat dikirim dari pelabuhan Laut Hitam, termasuk membersihkan ranjau laut dan menciptakan kerangka kerja bagi kapal yang akan memasuki zona konflik dengan aman.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato malamnya, pengiriman biji-bijian Ukraina kemarin adalah sinyal positif bahwa ada peluang untuk menghentikan krisis pangan global.
Baca juga: Ukraina Kembali Ekspor Gandum dan Biji-bijian, Total 25 Juta Ton Diangkut 16 Kapal
Ukraina dikenal sebagai lumbung roti Eropa, dan diharapkan dapat mengekspor 20 juta ton biji-bijian dalam silo dan 40 juta ton dari hasil panennya yang sedang berlangsung saat ini.
Semenjak invasi Moskow ke Kiev pada 24 Februari lalu, pengiriman biji-bijian Ukraina menjadi terganggu, dan PBB telah memperingatkan risiko kelaparan global.
Moskow membantah mereka sebagai penyebab krisis pangan global, dan menuding sanksi Barat telah memperlambat ekspornya. Rusia juga menyalahkan Ukraina karena telah meletakan ranjau bawah air di pintu masuk pelabuhannya, namun Kremlin menyebut pengiriman biji-bijian melalui kapal Razoni sebagai berita yang sangat positif.
Perdagangan dari pelabuhan Laut Hitam Rusia pulih pada pertengahan Mei, setelah mengalami penurunan di bulan April, walaupun dalam beberapa pekan terakhir turun tipis, menurut penyedia data intelijen maritim yang berbasis di London, Vessel Value.
Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengatakan kapal Razoni akan berlabuh di Istanbul pada sore ini (2/8/2022), dan akan menjalani pemeriksaan dari perwakilan rusia, Ukraina, PBB dan Turki.
“Kemudian akan terus berlanjut selama tidak ada masalah yang muncul,” kata Hulusi Akar.
Sebelum Razoni berlayar, pejabat Ukraina mengatakan terdapat 17 kapal berlabuh di pelabuhan Laut Hitam dengan membawa sekitar 600.000 ton kargo, yang sebagian besar berisi gandum. Banyak pihak berharap akan ada banyak kapal lainnya yang dapat menyusul Razoni di lautan.
"Ini adalah secercah harapan dalam krisis pangan yang memburuk," kata juru bicara kementerian luar negeri Jerman pada pengarahan pemerintah.
Kepergian Razoni juga disambut bahagia oleh kru kapal tersebut, Abdullah Jendi, yang mengatakan para kru merasa lega karena mereka telah lama tinggal di Odessa. Jendi mengaku hampir setahun lebih dia tidak bertemu keluarganya di Suriah.
Baca juga: Rusia Serang Gudang Pangan di Pelabuhan Odessa, Harga Gandum Langsung Melonjak
"Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan untuk kembali ke negara asal saya setelah menderita pengepungan dan bahaya yang kami hadapi karena penembakan itu," katanya.
Jendi juga mengaku sempat khawatir kapal akan menabrak ranjau saat melaju di perairan regional.
Kedutaan Besar AS di Ukraina juga menyambut baik dimulainya kembali pengiriman biji-bijian tersebut. Harga gandum dan jagung Chicago turun di tengah harapan bahwa ekspor biji-bijian Ukraina dapat dilanjutkan dalam skala besar.
Namun kepala Asuransi kelautan dan penerbangan dari Lloyd's Market Association mengatakan prosedur pengiriman masih perlu diselesaikan sebelum kapal baru dapat masuk dan mengambil kargo dari Ukraina menggunakan koridor baru.
"Ada beberapa cara untuk pergi," kata Roberts.