Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Ukraina kembali menerima bantuan tambahan berupa sistem peluncur roket ganda buatan Jerman dan AS.
Dikutip dari Reuters, Selasa (2/8/2022) Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menyebut pemberian bantuan tambahan itu sebagai bagian dari serangkaian pengiriman senjata berat presisi tinggi yang telah dijanjikan oleh sekutu untuk Ukraina.
Sebelumnya, Ukraina juga telah menerima tambahan empat sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) buatan AS.
Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Dua Peluncur HIMARS dan Rudal Harpoon Ukraina
"Saya berterima kasih kepada @POTUS dan @SecDef Lloyd Austin III dan orang-orang (AS) atas penguatan #UAarmy," tulis Reznikov di Twitter.
Sistem roket HIMARS memiliki jangkauan yang lebih jauh dan lebih tepat sasaran jika dibandingkan dengan artileri roket era Soviet Ukraina, sehingga memungkinkan pasukan Ukraina untuk mencapai target yang sebelumnya tidak dapat dijangkau.
Menurut perkiraan para ahli, Ukraina sudah mengoperasikan hingga selusin sistem HIMARS.
Selain itu, militer Ukraina juga telah menerima tiga MARS II MLRS, versi Jerman dari M270 Multiple Launch Rocket System buatan AS.
Pengiriman itu diumumkan oleh Christina Lambrecht, menteri pertahanan Jerman pada 26 Juli.
Menurut spesifikasi dari pabrikannya yakni Kraus-Maffei Wegmann, MLRS MARS II dapat mencapai target pada jarak hingga 70 km (43 mil), tergantung pada jenis amunisi yang digunakan.
Hal ini dirancang untuk menghancurkan pasukan dan peralatan, pertahanan udara, pos komando dan komunikasi serta untuk meletakkan ranjau.
Ukraina sejauh ini telah menerima howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 Jerman. Lambrecht pada 26 Juli juga mengumumkan pengiriman lima sistem anti-pesawat Gepard.
Baca juga: Serangan Rusia di Mykolaiv Menewaskan Taipan Gandum Ukraina
Sebelumnya, Kyiv juga telah meminta sekitar 1.000 howitzer, 500 tank, dan 1.000 drone kepada sekutunya untuk mengusir pasukan Rusia.
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Norwegia dan Polandia juga telah memasok Ukraina dengan sistem artileri.