TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Organisasi pemantau hak asasi manusia Amnesti Internasional (AI) menyatakan pasukan Ukraina telah membahayakan penduduk sipil di Ukraina.
Dari penyelidikan mereka, tentara Ukraina melepaskan tembakan dari posisi yang terletak hanya puluhan meter dari rumah-rumah penduduk, yang mengakibatkan korban di antara penduduk.
Ukraina juga mendirikan pangkalan militer di daerah permukiman penduduk, termasuk sekolah dan rumah sakit, serta meluncurkan serangan dari wilayah berpenduduk.
“Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang menempatkan warga sipil dalam risiko dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk,” kata Sekjen AI, Agnes Callamard, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Pasukan Kiev Bombardir Tahanan di Donetsk Gunakan HIMARS, 53 Tentara Neo-Nazi Azov Tewas
Baca juga: Zelensky Akui Rusia Unggul, Ibaratkan Donbass Kini Seperti Neraka
Baca juga: Menyerah di Azovstal, Ditahan di Donetsk, Mati Dibom Negaranya Sendiri
“Berada dalam posisi bertahan tidak membebaskan militer Ukraina dari menghormati hukum humaniter internasional,” lanjut Callamard dikutip Sputniknews.
Menurut AI, peneliti mereka menemukan aktivitas militer yang sedang berlangsung atau tanda-tanda penggunaan sebelumnya oleh tentara di setidaknya lima rumah sakit dan 22 sekolah dari 29 yang diperiksa.
Pada saat yang sama, organisasi tersebut mencatat meskipun ada pelanggaran hukum humaniter oleh Ukraina, semua pihak yang bertikai harus berhati-hati untuk menghindari korban di kalangan warga sipil.
"Semua pihak dalam konflik harus setiap saat membedakan antara tujuan militer dan objek sipil dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak, termasuk dalam pemilihan senjata, untuk meminimalkan kerugian sipil," tambah Amnesty International.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengomentari laporan itu, mencatat Moskow telah berulang kali menunjukkan pelanggaran serius oleh pasukan Ukraina.
"Kami membicarakan hal ini sepanjang waktu, menyebut tindakan Angkatan Bersenjata Ukraina sebagai taktik menggunakan penduduk sipil sebagai perisai manusia,” katanya.
Operasi militer khusus ke Ukraina diluncurkan Rusia pada 24 Februari 2022, untuk menghentikan perang selama delapan tahun yang dilancarkan oleh Kiev terhadap rakyat Donetsk dan Lugansk.
Selama beberapa bulan terakhir, Rusia menyerukan ke masyarakat dunia, Kiev menargetkan warga sipil di Donbass.
Selain beberapa pelanggaran lainnya, pasukan Kiev baru-baru ini menyerang fasilitas pra-penahanan di Elenovka, Donetsk, menggunakan peluncur roket HIMARS, dan membunuh puluhan tawanan.
Moskow mengklaim telah mematuhi Konvensi Jenewa tentang perlakuan terhadap tahanan, sebaliknya Ukraina menyiksa dan memperlakukan buruh tentara Rusia yang tertangkap.