Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Ketua DPR AS Nancy Pelosi dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat Jepang di Tokyo pada hari Jumat (5/8).
Sebelumnya Nancy Pelosi telah mengunjungi Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan sebagai bagian dari tur Asia-nya.
Dalam kunjungannya ke Taiwan selama kurang dari 24 jam itu, Pelosi memuji demokrasi Taiwan dan menjanjikan solidaritas Amerika.
Di sisi lain, Beijing menanggapi kunjungan Pelosi ke Taiwan dengan latihan militer yang menurut lembaga penyiaran negara akan menjadi yang terbesar.
Baca juga: Ketegangan China-Taiwan Meningkat Imbas Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Inilah yang Terjadi
Pada hari kamis (4/8) dilaporkan lima rudal yang diluncurkan militer China telah mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, mendorong Tokyo untuk mengajukan protes keras melalui saluran ekonomi.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (5/8/2022) Jepang juga menganggap intimidasi yang dilakukan China ke Taiwan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Sementara itu, ketegangan antara Jepang dan China mulai meningkat pada hari Kamis (4/8) ketika China mengumumkan bahwa pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara, yang akan berlangsung di sela-sela pertemuan ASEAN di Kamboja, telah dibatalkan karena ketidaksenangan China dengan G7.
Negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) sebelumnya telah mengutuk latihan militer yang direncanakan China, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "tidak ada pembenaran atas kunjungan Pelosi sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan".
Di Jepang, Pelosi akan bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida dan ketua majelis rendah parlemen, Hiroyuki Hosoda.
Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden ketika mengunjungi Jepang pada bulan Mei lalu, mengatakan bahwa dia bersedia untuk membela Taiwan dengan kekuatan penuh.
Ketegangan antara China dan AS
Pekan lalu, ketegangan antara China dan AS mulai meningkat karena adanya laporan bahwa Pelosi akan mengunjungi Taiwan.
Mengutip dari Aljazeera, ketegangan itu semakin menguat ketika Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar “tidak ikut campur” atas Taiwan.
Gedung Putih lalu memberikan pernyataan bahwa kebijakan AS tidak berubah dan Washington sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Baca juga: Presiden Korea Selatan Dituduh Hindari Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Bentuk Upaya Tenangkan China
Sementara itu, Biden mengatakan bahwa pembicaraan yang dia lakukan dengan Xi Jinping memiliki tujuan untuk menemukan cara baru agar dapat bekerja sama dengan China di tengah meningkatnya persaingan global dan ketegangan antara kedua negara mengenai hak asasi manusia, kesehatan global dan kebijakan ekonomi.