TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan gelombang serangan rudal di Gaza, Palestina pada Jumat (5/8/2022) yang menewaskan 10 orang termasuk seorang komandan militan.
Israel mengaku menargetkan kelompok militan Jihad Islam.
Beberapa jam kemudian, gerilyawan Palestina ini meluncurkan rentetan roket ke arah Israel sebagai balasan.
Jihad Islam mengaku telah menembakkan 100 roket.
Dilansir Arab News, sebuah ledakan terjadi di Kota Gaza.
Asap tebal keluar dari lantai tujuh sebuah gedung tinggi, menyusul ledakan.
Baca juga: Setahun Perang, Penduduk Gaza Frustasi dengan Rekonstruksi yang Lambat
Baca juga: Ilmuwan Israel Kembangkan Virus Presisi, Diklaim Bisa Bunuh Bakteri Perusak Usus
Video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan serangan meledakkan tiga menara penjaga yang berisi kelompok militan.
Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan negaranya melancarkan serangan menyusul adanya ancaman nyata.
"Pemerintah ini memiliki kebijakan tanpa toleransi untuk setiap upaya serangan – dalam bentuk apa pun – dari Gaza ke wilayah Israel," kata Lapid.
"Israel tidak akan tinggal diam ketika ada orang yang mencoba menyakiti warga sipilnya."
"Israel tidak tertarik pada konflik yang lebih luas di Gaza tetapi juga tidak akan menghindar darinya," imbuhnya.
Hamas, kelompok pejuang Palestina di Gaza, kini mengalami dilema apakah akan bergabung dalam pertempuran terbaru ini.
Setahun yang lalu, konflik serupa pecah dan mengakibatkan kehancuran yang meluas di Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan seorang gadis berusia 5 tahun dan wanita 23 tahun, tewas dalam penyerangan Israel di Gaza.