Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar mengungkapkan alasan mengapa pertempuran masih berlanjut karena ratusan roket yang ditembakkan kelompok Jihad Islam Palestina. Militer Israel mengatakan roket Palestina telah ditembak jatuh oleh pencegat Iron Dome dengan tingkat keberhasilan mencapai 97 persen.
Kelompok Jihad Islam Palestina mengatakan pihaknya meluncurkan serangan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap komandan Gaza selatan, dua militan lainnya serta lima warga sipil Palestina pada Sabtu (6/8/2022) kemarin.
Israel Gencarkan Serangan ke Gaza
Pesawat tempur Israel hari Jumat (5/8) telah meluncurkan serangan di Jalur Gaza, Palestina. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan 55 terluka dalam serangan awal yang juga menewaskan komandan Jihad Islam, Tayseer Jabari, di utara Gaza.
Baca juga: Israel Gencarkan Serangan ke Gaza di Tengah Ketegangan Pasca Penangkapan Militan Palestina
Awal pekan lalu, pasukan Israel membersihkan daerah dekat Jalur Gaza sebagai persiapan untuk kemungkinan pembalasan atas penangkapan komandan Jihad Islam, Bassam al-Saadi, di Tepi Barat.
Jihad Islam sebenarnya tidak menanggapi penangkapan al-Saadi, salah satu tokoh paling senior di organisasi itu.
Para pemimpin militer Israel menamakan serangan mendadak itu sebagai “Breaking Dawn”.
Sebelumnya, menteri pertahanan Israel, Benny Gantz, telah mengunjungi komunitas di sepanjang perbatasan dan menyinggung serangan yang akan datang.
"Kami mengambil tindakan untuk menghilangkan ancaman dari wilayah ini," kata Benny Gantz.
“Kami akan beroperasi dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan di selatan Israel. Kami tidak mencari konflik, tetapi kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan.” imbuhnya.
Baca juga: Israel Tangkap 19 Anggota Jihad Islam Palestina di Tepi Barat
Hamas telah memerintah Gaza sejak perang singkat dengan faksi saingannya Fatah pada 2007 dan terus menguasai banyak aspek kehidupan di Jalur Gaza.
Hamas dan Jihad Islam masing-masing menembakkan roket ke Israel selatan dan tengah selama putaran pertempuran.
Di sisi lain, Gaza tetap berada di bawah blokade oleh Israel dan Mesir sejak pengambilalihan Hamas. Kemudian, kelompok hak asasi dan LSM secara teratur melaporkan bahwa blokade tersebut merupakan hukuman kolektif bagi penduduk yang memiliki sedikit kebebasan bergerak.
Israel lalu mengatakan bahwa militan Palestina telah menerima pengiriman senjata reguler dari Iran.
Nasib Israel tetap menjadi pusat negosiasi atas Gaza sejak saat itu. Dua warga Israel ditahan di Gaza, salah satunya muncul dalam video beberapa bulan lalu.
Hamas diyakini ingin memperdagangkan Israel untuk sejumlah tahanan yang tidak ditentukan, yang ditahan di penjara-penjara Israel. Rilis tersebut telah menjadi fitur kesepakatan gencatan senjata selama konflik masa lalu.