TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih berjalan dan memasuki hari ke-168 pada Rabu (10/8/2022).
Pada hari ke-168, sebuah pangkalan udara Saky di Novofedorivka, Rusia yang jauh di belakang garis depan di Krimea dihancurkan oleh beberapa ledakan besar, menewaskan sedikitnya satu orang.
Tidak segera jelas apakah itu menjadi sasaran serangan rudal jarak jauh Ukraina.
Dalam pidato malamnya, presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, tidak membahas siapa yang berada di balik serangan itu, namun bersumpah untuk “membebaskan” Krimea.
“Perang Rusia melawan Ukraina dan melawan seluruh Eropa yang merdeka dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan Krimea – dengan pembebasannya," kata Zelensky.
Seorang penasihat presiden, Mikhail Podolyak, mengatakan Ukraina tidak bertanggung jawab atas ledakan itu, menunjukkan bahwa partisan mungkin terlibat.
Berikut Tribunnews.com rangkum serangkaian peristiwa yang terjadi selama perang Rusia di Ukraina, seperti dikutip The Guardian.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia di Balik Penembakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia
Resiko penembakan di PLTN Zaporizhhia
Kepala perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina memperingatkan risiko "sangat tinggi" dari penembakan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di selatan yang diduduki Rusia.
Dia mengatakan sangat penting bagi Kyiv untuk mendapatkan kembali kendali atas fasilitas itu pada saat musim dingin.
Kepala Energoatom, Petro Kotin, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa penembakan Rusia minggu lalu telah merusak tiga jalur yang menghubungkan pabrik Zaporizhzhia ke jaringan Ukraina dan bahwa Rusia ingin menghubungkan fasilitas itu ke jaringannya.
Visa turis warga Rusia
Para pemimpin Estonia dan Finlandia ingin sesama negara Eropa berhenti mengeluarkan visa turis kepada warga Rusia, dengan mengatakan mereka tidak boleh berlibur di Eropa sementara pemerintah Rusia berperang di Ukraina.
Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, menulis pada hari Selasa (9/8/2022) di Twitter bahwa “mengunjungi Eropa adalah hak istimewa, bukan hak asasi manusia” dan bahwa “saatnya untuk mengakhiri pariwisata dari Rusia sekarang”, Associated Press melaporkan.
Baca juga: Pentagon Mengaku Kirimi Ukraina Rudal Anti-Radar untuk Targetkan Rusia