News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil dan Biodata Salman Rushdie, Penulis Novel Ayat-ayat Setan yang Ditikam saat di New York

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam file foto yang diambil pada 16 November 2012, penulis Inggris Salman Rushdie mengambil bagian dalam acara TV Le grand journal di set Saluran TV Prancis+ di Paris. Rushdie, yang tulisan-tulisannya yang kontroversial membuatnya menjadi sasaran fatwa yang memaksanya bersembunyi, ditikam di leher oleh seorang penyerang di atas panggung hari Jumat di negara bagian New York barat, menurut Kepolisian Negara Bagian New York. Yang diserang berada dalam tahanan.

TRIBUNNEWS.COM - Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan, menjadi sasaran pembunuhan oleh orang tak dikenal.

Penulis kontroversial Salman Rushdie ditikam saat menjadi pembicara di sebuah acara di New York, Jumat (12/8/2022).

The Guardian melaporkan, Salman ditikam seorang pria yang mengenakan masker hitam.

Pria itu menikam tubuh Salman beberapa kali hingga membuat sejumlah luka di bagian perut dan leher.

Salman Rushdie kemudian diterbangkan ke rumah sakit dan menjalani operasi.

Screenshot video Horatio Gates yang direkam pada 12 Agustus 2022, memperlihatkan Salman Rushdie dibawa ke helikopter evakuasi medis di dekat Institusi Chautauqua setelah ditikam di leher saat berbicara di atas panggung di Chautauqua, New York. (Handout / AFP)

Baca juga: 7 Fakta Penikaman Penulis Kontroversial Salman Rushdie, Diserang saat Jadi Pembicara di Sebuah Acara

Profil Salman Rushdie

Salman Rusdie merupakan orang yang pernah menggemparkan dunia di tahun 1988.

Ia membuat geger dunia karena novel The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan yang ia tulis.

Penerbitan novel itu membuat banyak orang marah, terumata umat Islam.

Isi Novel itu dianggap sebagai pelecehan dan menghujat Nabi Muhammad, Nabi umat Islam.

Banyak negara muslim melarang peredaran novel ayat-ayat setan karya Salman Rushdie ini.

Bahkan, pemimpin Iran kala itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini, menyatakan Ayat-ayat Setan merupakan novel terlarang dan sang penulis harus dieksekusi.

Salman Rushdie pun harus selalu bersembunyi selama bertahun-tahun, serta mesti sering berpindah tempat.

Baca juga: BREAKING NEWS : Presiden Biden Umumkan Drone AS Tewaskan Tokoh Al Qaeda Ayman Al Zawahiri

Salman Rushdie merupakan seorang penulis keturunan Inggris-India yang kini berusia 75 tahun.

Dikutip dari britannica.com, Salman lahir di Mumbai India pada 19 Juni 1947.

Ia belajar di Rugby School dan University of Cambridge hingga menerima gelar MA di sana, tepatnya pada 1968.

Setelahnya, ia bekerja di London pada era 1970-an, sebagai copywriter iklan di Ogilvy & Mather.

Ia kemudian mulai menulis novel dengan novel pertama yang terbit berjudul Grimus pada 1975.

Novel selanjutnya yang ia terbitkan yakni Midnight's Children (1981), tentang seorang anak laki-laki yang lahir di India tepat ketika negara itu memperoleh kemerdekaannya.

Lalu Novel Shame pada 1983 yang dilatarbelakangi oleh gejolak politik di Pakistan saat itu.

Novel selanjutnya yakni The Satanic Versus, yang menimbulkan protes di banyak negara, termasuk Indonesia kala itu.

Grup Band GodBless bahkan menciptakan lagu berjudul Maret 1989, terinspirasi dari situasi dunia yang protes terhadap novel itu.

Inggris dan Iran sampai memutuskan hubungan diplomatik mereka atas kontroversi Salman Rushdie pada tahun 1989.

Baca juga: PROFIL Ayman Al Zawahiri, Pemimpin Al Qaeda Tewas dalam Serangan Pesawat Tak Berawak, Sosok Radikal

Meski terancam mati, Rushdie terus menulis, ia memproduksi Imaginary Homelands (1991), kumpulan esai dan kritik; novel anak-anak Haroun and the Sea of ​​Stories (1990); kumpulan cerpen Timur, Barat (1994); dan novel The Moor's Last Sigh (1995).

Pada tahun 1998 Mohammad Khatami membuat komitmen publik untuk tidak mendukung atau menghalangi pembunuhan Rushdie, dalam upaya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Inggris.

Setelah kembali ke kehidupan publik, Rushdie menerbitkan novel The Ground Beneath Her Feet (1999) dan Fury (2001).

Namun pada tahun 2005 pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali hukuman mati.

Dikutip dari greelane.com, Al Qaeda juga memasukkannya ke dalam daftar sasaran bersama beberapa tokoh sastra dan media yang diklaim menghina Islam.

Salman Rushdie sempat menggunakan nama Joseph Anton saat bersembunyi.

Setiap tahun pada tanggal 14 Februari, Salman Rushdie menerima peringatan dari Iran bahwa dia masih hidup di bawah hukuman mati yang pertama kali dijatuhkan oleh Ayatollah Khomeini pada tahun 1989.

Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia atas Tewasnya Pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri

Biodata Salman Rushdie

  • Nama Lengkap : Ahmed Salman Rushdie
  • Lahir: 19 Juni 1947 di Bombay, India (sekarang Mumbai)
  • Orangtua: Anis Ahmed Rushdie dan Negin Bhatt
  • Pendidikan: King's College, Universitas Cambridge
  • Karya Terpilih: Grimus (1975), Midnight's Children (1981), The Satanic Verses (1988), Haroun and the Sea of ​​Stories (1990), Quichotte (2019)
  • Penghargaan dan Penghargaan Terpilih: Booker Prize for Fiction (1981), Best of the Bookers (1993 dan 2008), Commandeur de l'Ordre des Arts et des Lettres, Golden PEN Award, India Abroad Lifetime Achievement Award, Whitbread Prize untuk Novel Terbaik, Penghargaan James Joyce, Penghargaan Writers' Guild of Great Britain, Knight Bachelor (2007), Anggota British Royal Society of Literature.
  • Pasangan: Clarissa Luard (m. 1976-1987), Marianne Wiggins (m. 1988-1993), Elizabeth West (m. 1997-2004), Padma Lakshmi (m. 2004-2007)
  • Anak-anak: Zafar (1979) dan Milan (1997)
  • Kutipan Terkemuka: “Apa itu kebebasan berekspresi? Tanpa kebebasan untuk menyinggung, itu tidak ada lagi.”

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini