Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah kelompok penelitian yang dipimpin oleh Profesor Yoshimasa Nagao dari Rumah Sakit Universitas Nagoya melakukan survei kuesioner terhadap sekitar 4.900 rumah sakit dengan 110 tempat tidur atau lebih.
Survei yang dilakukan hingga Maret 2021 itu meneliti mengenai status penempatan dokter sebagai proyek penelitian Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang.
Dari survei tersebut memperoleh tanggapan dari 738 rumah sakit.
Hasilnya, ditemukan bahwa 23 persen dari 738 rumah sakit itu, atau sekitar seperempatnya, tidak memiliki dokter yang bertanggung jawab atas manajemen keselamatan.
Baca juga: 2 Warga Vietnam Ditangkap Polisi Jepang Curi Buah 7,5 Juta Yen
Selain itu, 38 persen rumah sakit memiliki "dokter paruh waktu" yang manajemen keselamatannya kurang dari 50 persen pekerjaannya, 25 persen memiliki "dokter penuh waktu" yang lebih dari 50% pekerjaannya, dan lebih dari 80% pekerjaan mereka.
Hanya 9% rumah sakit yang memiliki "dokter penuh waktu" .
Saat ditanya tentang status menyelenggarakan rapat darurat untuk membatasi kerusakan pasien saat terjadi masalah medis, 36% rumah sakit dengan "dokter purna waktu" menjawab bahwa mereka sering mengadakan rapat darurat, dan manajemen keselamatan.
Sedangkan 10% rumah sakit tidak memiliki dokter.
Selain itu, 49% rumah sakit yang memiliki "dokter purna waktu" menjawab bahwa mereka "sering" melakukan tindakan pencegahan kekambuhan, sedangkan 22% rumah sakit tidak memiliki dokter dalam langkah-langkah keselamatan keamanan bagi pasien.
Profesor Nagao mengatakan, "Ada polarisasi yang berkembang antara rumah sakit dengan sistem manajemen keselamatan yang berkembang dengan baik dan rumah sakit yang baru setengah jalan.
"Dokter yang mengutamakan keselamatan pasien dan secara aktif bertanggung jawab atas manajemen keselamatan di banyak rumah sakit. Saya ingin Anda mempertimbangkannya penempatan dokter dengan baik," paparnya.
Diketahui, untuk mencegah kecelakaan medis dan masalah medis, pemerintah Jepang merekomendasikan menugaskan dokter untuk mengelola keamanan rumah sakit.
Namun sekitar seperempat dari rumah sakit tidak memiliki dokter seperti itu.
"Dokter yang mengelola sistem medis rumah sakit dan keselamatan yang terkait dengan perawatan medis wajib menugaskan dokter penuh waktu di 87 rumah sakit perawatan khusus nasional, tetapi selain itu, diserahkan kepada penilaian rumah sakit dan pemerintah nasional merekomendasikan dokter penempatan," ungkap sumber di Kementerian Kesehatan Jepang, Sabtu (13/8/2022).
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.