TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan terjadi di dalam masjid di ibu kota Afghanistan, Kabul pada Rabu (17/8/2022) malam.
Juru bicara kepala polisi Kabul mengatakan ledakan terjadi saat salat Magrib.
Sebanyak 21 orang tewas dan 33 orang terluka dalam insiden tersebut.
Pasukan keamanan sedang menyelidiki insiden di distrik 17 polisi kota itu, tambah juru bicara itu.
Organisasi Perawatan Kesehatan Darurat mengatakan telah merawat puluhan korban.
"Menyusul ledakan hari ini, kami menerima 27 pasien ke Pusat Bedah kami untuk Korban Perang di Kabul, termasuk lima anak di bawah umur, salah satunya seorang anak laki-laki berusia 7 tahun," kata Stefano Sozza, Country Director Darurat di Afghanistan.
Baca juga: Ledakan Besar Guncang Masjid di Kabul saat Salat Jamaah, 10 Orang Tewas
"Dua pasien tiba meninggal, satu meninggal di ruang gawat darurat," tambahnya.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengkonfirmasi ada warga sipil yang tewas dan terluka, tetapi tidak mengatakan berapa banyak.
Mujahid mentweet bahwa pemerintah Taliban "mengutuk keras" ledakan itu.
Dia bersumpah para pelaku kejahatan semacam itu akan ditangkap dan dihukum karena perbuatan keji mereka.
Wakil juru bicara Taliban lainnya, Bilal Karimi, mengutuk ledakan itu dalam sebuah tweet pada Rabu malam.
"Pembunuh warga sipil dan pelaku kejahatan serupa akan segera ditangkap dan dihukum atas perbuatannya, insya Allah," tulis Karimi sebagaimana dikutip CNN.
Sementara Sozza mengatakan Afghanistan mengalami konsekuensi dari konflik yang sangat panjang yang telah merusak masa depan.
Pada Agustus saja, enam korban kekerasan telah ditangani di rumah sakit Sozza.
Sepanjang tahun, pihak Sozza terus menerima korban uka tembak, luka pecahan peluru, luka tusuk dan korban ledakan ranjau.
"Pada bulan Agustus saja, kami menangani enam korban massal di rumah sakit kami, dengan total hampir 80 pasien," kata Sozza.
"Sepanjang tahun, kami terus menerima luka tembak, luka pecahan peluru, luka tusuk, dan korban ledakan ranjau dan IED sehari-hari."
(Tribunnews.com/Rica Agustina)