TRIBUNNEWS.COM - Di tengah meningkatnya ketegangan dengan China, pemerintahan Joe Biden berencana meminta Kongres Amerika Serikat untuk menyetujui penjualan senjata ke Taiwan.
Senjata yang dijual ke Taiwan senilai 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp16,3 triliun.
Adapun senjata yang dimaksud termasuk 60 rudal anti-kapal dan 100 rudal udara-ke-udara, lapor Politico pada Senin (29/8/2022), sebagaimana dilansir CNA.
Pemerintahan Presiden Joe Biden dan anggota parlemen AS menekankan dukungan berkelanjutan mereka untuk pemerintah di Taiwan.
Ada beberapa hal dalam jalur persetujuan untuk Taiwan yang dapat diumumkan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang, menurut laporan Reuters pekan lalu.
Tetapi fokusnya adalah mempertahankan sistem militer Taiwan saat ini dan memenuhi perintah yang ada, daripada menawarkan kemampuan baru yang lebih mungkin untuk mengobarkan ketegangan yang sudah panas dengan China.
Baca juga: Kapal Perang Amerika Transit di Selat Taiwan, Pertama Kali Sejak Kunjungan Pelosi
Diketahui, China melakukan latihan perang terbesarnya di sekitar Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi bulan ini.
Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
China pada hari Senin menolak keluhan dari Taiwan tentang pelecehan berulang-ulang oleh pesawat tak berawak China yang sangat dekat dengan pulau-pulau yang dikendalikan Taiwan sebagai sesuatu yang menimbulkan keributan, mendorong Taipei untuk melabeli Beijing sebagai pencuri.
Latihan Militer Rusia dan China
Rusia mengatakan akan melakukan latihan militer besar-besaran bersama dengan pasukan dari China.
Latihan itu diluncurkan untuk memamerkan hubungan pertahanan yang semakin erat antara Rusia dan China di tengah perang di Ukraina.
Latihan Vostok 2022 (Timur 2022) akan diadakan 1-7 September 2022 di berbagai lokasi di Timur Jauh Rusia dan Laut Jepang.
Menurut kementerian pertahanan Rusia, latihan akan melibatkan lebih dari 50.000 tentara dan 5.000 unit senjata, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal perang.