News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Disebut Bakal Beli Roket dan Peluru Artileri dari Korea Utara

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat - Rusia diperkirakan akan mencoba membeli peralatan tambahan Korea Utara di masa depan.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia disebut-sebut bakal membeli pasokan persenjataan dari Korea Utara.

Hal tersebut diungkapkan oleh intelijen Amerika Serikat.

Dikutip dari The New York Times, laporan terkait hal tersebut memberikan sedikit detail apa saja yang Rusia beli dari Korea Utara.

Di luar roket jarak pendek dan peluru artileri, Rusia diperkirakan akan mencoba membeli peralatan tambahan dari Korea Utara di masa depan.

Langkah Rusia untuk membeli persenjataan dari Korea Utara menunjukkan bahwa “militer Rusia terus menderita kekurangan pasokan yang parah di Ukraina, sebagian karena kontrol dan sanksi ekspor,” kata seorang pejabat AS.

Rusia telah memperdalam hubungan dengan negara-negara termasuk Korea Utara dan Iran sejak invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Hentikan Pasokan Gas ke Eropa, Ini Syarat Rusia Mau Buka Pipa Nord Stream 1

Dikutip dari Al Jazeera, hubungan tersebut mengundang kecaman dan sanksi internasional yang membuat Rusia semakin sulit untuk menjaga pasokan senjata dan peralatan militernya.

AS sebelumnya mengatakan bahwa Moskow telah membeli drone dari Iran, yang tidak ikut mengecam Rusia, malah menyalahkan ekspansi NATO di Eropa Timur sebagai akar penyebab konflik.

Pada bulan Juli, Ukraina memutuskan hubungan dengan Korea Utara setelah diketahui bahwa Pyongyang telah bergabung dengan Rusia dan Suriah untuk mengakui kemerdekaan dua republik yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.

Pilih Berkawan dengan Timur

Akibat sanksi yang diterima Rusia dari Barat, membuat Presiden Vladimir Putin justru memilih menjalin kerjasama dengan negara-negara Timur.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, di tengah putusnya dengan negara Barat, Rusia masih berhasil menjaga stabilitas makroekonomi.

Baca juga: Diserang Balik Ukraina, Separatis Kherson Tunda Referendum untuk Gabung Rusia

Negara beruang merah itu pun mulai intens menjalin kerjasama dengan negara Timur, seperti China, India, Iran, dan Korea Utara.

"Ketika pembatasan diperkenalkan secara artifisial di Barat, hubungan perdagangan dan ekonomi [Rusia] dapat dimengerti mulai lebih fokus pada Timur," kata Peskov, yang berbicara pada peluncuran Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Senin (5/9/2022).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini