TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina membongkar strategi kemenangan di Kharkov (Kharkiv) di bagian timur laut negara itu yang dikuasai Rusia.
Mereka berhasil mengusir Pasukan Rusia dari wilayah tersebut karena informasi yang diberikan di media sebelumnya adalah akan fokus di Selatan, ternyata penyerangannya dilakukan di wilayah lain.
Strategi yang dilakukan bukan dengan kekuatan penuh seperti yang digembor-gemborkan menyiapkan sejuta pasukan, namun dengan kecerdikan informasi yang disebarkan.
Dengan informasi yang diberikan pada media Barat ternyata membuat percaya pembuat keputusan di Rusia dan memfokuskan tentaranya di wilayah selatan, sehingga Ukraina dengan mudak mampu merebut wilayah Kharkov.
Sebagian besar perolehan teritorial Ukraina dikonfirmasi oleh kementerian pertahanan Rusia pada hari Sabtu.
Baca juga: Anggota Parlemen Rusia Desak Pemerintahan Putin untuk Melegalkan Pembayaran Kripto Internasional
“[Itu] adalah operasi disinformasi khusus yang besar,” kata Taras Berezovets, mantan penasihat keamanan nasional yang menjadi petugas pers untuk brigade pasukan khusus Ukraina Bohun.
“[Rusia] mengira itu akan berada di selatan dan memindahkan peralatan mereka. Kemudian, alih-alih selatan, serangan terjadi di tempat yang paling tidak mereka duga, dan ini menyebabkan mereka panik dan melarikan diri.”
The Guardian melaporkan, pada tanggal 29 Agustus, komando selatan Ukraina mengumumkan bahwa serangan yang telah lama dinanti-nantikan di wilayah Kherson telah dimulai.
Tetapi tentara di garis depan Kherson mengatakan pada saat itu bahwa mereka tidak melihat bukti serangan tersebut atau bahwa pertempuran aktif yang terjadi adalah reaksi terhadap upaya serangan Rusia beberapa hari sebelumnya.
Selama dua minggu terakhir, pasukan Ukraina di selatan menguasai beberapa desa – bukan prestasi kecil mengingat kekuatan posisi Rusia yang dilaporkan dan satu yang tetap mengakibatkan luka.
Namun perolehan tersebut tidak jauh berbeda dari kemajuan yang stabil meski terbatas yang telah dicapai pasukan Ukraina di wilayah Kherson selama bulan Juli dan Agustus.
Namun, penangkapan desa-desa kecil Kherson ini, dengan populasi beberapa ribu, tiba-tiba menjadi berita besar internasional.
Natalia Humeniuk, juru bicara komando selatan Ukraina, bersikeras pada "rezim diam" dan untuk sementara melarang wartawan mengunjungi garis depan di Kherson.
Namun Berezovets mengatakan media yang bergerak di sekitar serangan selatan adalah kampanye disinformasi terkoordinasi oleh Ukraina, yang ditargetkan pada pasukan Rusia, yang telah dibangun selama beberapa bulan.
Baca juga: AS Bongkar Operasi Moskow Pindahkan Ratusan Ribu Warga Ukraina ke Rusia