Kedua platform tersebut dimiliki oleh Meta, perusahaan induk Facebook dan termasuk di antara beberapa jaringan media sosial yang masih beroperasi.
NetBlocks mengatakan gangguan itu adalah yang paling parah sejak 2019 ketika pemerintah menutup internet selama sekitar satu minggu untuk membantu meredam protes bahan bakar .
Tanpa akses internet, lebih sulit bagi orang untuk memposting video di media sosial untuk mendapatkan dukungan atas perjuangan mereka atau mendapatkan laporan yang dapat dipercaya tentang apa yang terjadi.
Situs web media sosial seperti TikTok, YouTube, Twitter, dan Facebook secara rutin diblokir di beberapa bagian Republik Islam, yang memiliki beberapa kontrol internet paling ketat di dunia.
Baca juga: Iran Dilanda Kerusuhan Besar Gara-gara Wanita Tak Berjilbab Dipenjara dan Diduga Tewas Disiksa
Tetapi, penduduk yang paham teknologi sering menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk melewati pembatasan.
Kerusuhan bulan ini sangat intens di provinsi asal Amini di barat laut Kurdistan.
Kematian Mahsa Amini
Amini yang berusia 22 tahun tinggal di Saqqez, Kurdistan, dan berada di Teheran ketika dia ditahan karena apa yang dianggap 'polisi moral' Iran sebagai 'pakaian tidak sopan', melanggar aturan wajib berpakaian sopan di Iran, yang diberlakukan tak lama setelah Revolusi Islam yakni pada tahun 1979.
Pihak berwenang mengatakan dia mengalami stroke dan serangan jantung saat berada di "pusat bimbingan".
Kemudian dia dipindahkan ke rumah sakit terdekat dan meninggal beberapa hari kemudian.
Keluarga Amini telah membantah klaim oleh kepala polisi Teheran bahwa dia memiliki beberapa kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti epilepsi dan diabetes.
(Tribunnews.com/Yurika)