TRIBUNNEWS.COM - Pejabat separatis wilayah Zaporizhzhia, Yevgeny Balitsky mengaku kota itu secara de facto memisahkan diri dari Ukraina.
Yevgeny Balitsky membeberkan mayoritas penduduk memilih untuk bergabung dengan Rusia, Selasa (27/9/2022).
"Referendum hari ini menyelesaikan pemisahan wilayah Zaporizhzhia dari Ukraina," katanya seperti dikutip TASS.
"Kami sekarang menunggu keputusan pemerintah Rusia, karena mereka belum menerima kami ke Rusia," imbuhnya.
"Kami telah mengajukan permintaan ini," kata Balitsky kepada wartawan.
Referendum jadi topik pembicaraan panas di wilayah pendudukan
Pekan lalu isu diadakannya referendum menjadi topik pembicaraan yang panas di DPR dan LPR.
Baca juga: Rusia Klaim Menang dalam Referendum Ukraina, Zelensky: Tidak Ada yang Perlu Dibicarakan
Dilansir TASS, penduduk wilayah Zaporizhzhia dan Kherson bergabung dengan inisiatif tersebut ketika organisasi publik setempat mengajukan permintaan serupa kepada otoritas mereka.
Kepala Administrasi Militer-sipil wilayah Zaporizhzhia Dekrit Yegeny Balitsky mengatakan di saluran Telegramnya Selasa kemarin.
Keputusan kepala administrasi militer-sipil regional Kherson Vladimir Saldo juga mulai berlaku, kata pemerintah daerah kepada TASS.
Ukraina kecam referendum
Wali Kota Donetsk Alexey Kulemzin menyatakan pasukan Ukraina meneror warga sipil di Donetsk pada Senin (26/9/2022).
Tercatat 115 serangan Ukraina dilaporkan di kota itu dalam tiga hari pertama referendum.
"Ada 115 serangan di kota Donetsk selama tiga hari terakhir," katanya kepada saluran televisi Rossiya-24, Senin.
Baca juga: Amerika Serikat Peringatkan Konsekuensi Bencana Jika Rusia Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina