Kepala Republik Rakyat Luhansk (LPR) Leonid Pasechnik mengatakan rakyat republik telah menantikan referendum sejak konflik pecah di wilayah tersebut pada tahun 2014.
Sementara itu, Kepala Administrasi Militer-Sipil Wilayah Zaporizhzhia Yevgeny Balitsky menggambarkan referendum di wilayahnya sebagai "sekedar teknis", karena penduduknya sudah menganggap diri mereka bagian dari Rusia.
Menurut survei telepon yang dilakukan oleh Institute of Social Marketing (INSOMAR) pada 19 September di antara 4.000 responden, sekitar 80 persen penduduk Zaporizhzhia dan Kherson Region, 90 persen penduduk LPR, dan 91 persen penduduk DPR mendukung aksesi ke Rusia.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)