TRIBUNNEWS.COM - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) ditunjuk sebagai perdana menteri kerajaan.
Penunjukkan MBS berdasarkan dekrit kerajaan yang diterbitkan Saudi Press Agency pada Selasa (27/9/2022).
MBS menjadi perdana menteri setelah Raja Salman memerintahkan perombakan kabinet Saudi.
Dikutip Al Jazeera, Pangeran Mohammed sudah menjadi penguasa de facto pengekspor minyak terbesar di dunia.
Penunjukan itu meresmikan peran MBS sebagai pemimpin pemerintahan kerajaan.
MBS sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri sekaligus menteri pertahanan.
Baca juga: Putra Mahkota MBS: Arab Saudi dan Yunani akan Tandatangani Kesepakatan Energi
Dia digantikan sebagai menteri pertahanan oleh adiknya, Khalid bin Salman, yang merupakan wakil menteri pertahanan.
Keputusan kerajaan menegaskan kembali semua menteri senior lainnya di pos mereka, termasuk Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan dan Menteri Investasi Khalid al-Falih.
Dengan menunjuk MBS sebagai perdana menteri, peran yang sebelumnya – dan biasanya – dipegang oleh raja, raja berusia 86 tahun itu melanjutkan transfer kekuasaan yang lambat namun stabil di kerajaan.
Dekrit kerajaan pada hari Selasa tidak menyatakan alasan di balik penunjukan itu.
Sementara, kantor berita yang dikelola negara SPA mengatakan bahwa raja - yang tetap menjadi kepala negara - akan terus memimpin rapat kabinet yang dia hadiri.
Putra mahkota berusia 37 tahun itu sudah bertanggung jawab atas banyak portofolio utama kerajaan, termasuk ekonomi, pertahanan, minyak, dan keamanan internal.
Baca juga: Presiden Joe Biden Tekan Saudi, Pangeran MBS Ingatkan Penyiksaan di Irak
Visi 2030
Pada April 2016, Pangeran Mohammed memperkenalkan Visi 2030, visi masa depan Arab Saudi, yang bertujuan menjadikan kerajaan sebagai jantung dunia Arab dan Islam, pusat investasi, dan pusat yang menghubungkan tiga benua.