TRIBUNNEWS.COM - Kepala Komite Energi Duma Negara atau majelis rendah Rusia, Pavel Zavalny membeberkan perbaikan kerusakan jalur pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 mungkin memakan waktu lebih dari enam bulan.
Dikutip TASS, menurutnya ada dua cara memperbaiki kebocoran pipa tersebut.
Pertama, membuat caisson yakni ruang kedap air yang digunakan dalma pekerjaan konstruksi bawah air atau sebagai pondasi.
Kedua, mengangkat pipa gas ke permukaan.
"Pekerjaan akan dilakukan di caisson untuk mengganti pipa atau memperbaikinya. Kedalamannya memungkinkan," terangnya kepada wartawan di sela-sela Sakhalin Oil and Forum gas pada hari Kamis (29/9/2022).
"Tentu saja, struktur bawah air rekayasa yang rumit harus dibuat. dibuat," tuturnya.
Baca juga: Rusia Gusar, Tuding Latihan Militer NATO Jadi Biang Kerok Rusanya Pipa Gas Nord Stream
"Meskipun demikian, kerangka waktu - desain, manufaktur, dan pengerjaan - semua ini akan memakan waktu tidak hanya berbulan-bulan tetapi bahkan lebih lama," bebernya.
"Opsi kedua adalah mengangkat [pipa]," katanya.
Menurut dia, menaikkan pipa gas ke permukaan akan membutuhkan crane dengan kapasitas angkat 3.000 ton.
"Sebagai bagian dari desain jaringan pipa gas ini, risiko terganggunya pekerjaan telah diperhitungkan, dan oleh karena itu, kemungkinan perbaikan diperhitungkan," jelasnya.
"Oleh karena itu, pipa diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan mengangkatnya. Ini juga butuh waktu, peralatan teknis, derek, kapal, dan sebagainya," imbuhnya.
"Tapi menurut saya, secara teknis mungkin. Mungkin butuh waktu lama, bukan satu atau dua bulan, itu enam bulan atau setidaknya setahun," jelas Zavalny.
Baca juga: Donald Trump: Sabotase Nord Stream Bisa Picu Perang Dunia III
Dia mencatat bahwa faktor penentu dalam memilih opsi adalah ketersediaan peralatan kapal untuk melakukan perbaikan.
"Mungkin kapal-kapal pemasangan pipa ini terkena sanksi, jadi tidak boleh digunakan untuk memperbaiki pipa gas," aku legislator itu.
Pipa Nord Stream pecah
Empat kebocoran pipa gas Nord Stream telah ditemukan, dengan yang terbaru ditunjuk oleh penjaga pantai Swedia.
Sebelumnya, perusahaan Nord Stream AG melaporkan bahwa tiga utas pipa gas lepas pantai Nord Stream 1 dan 2 telah mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Senin.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Moskow "sangat prihatin dengan berita tersebut" dan tidak mengesampingkan bahwa operasi jaringan pipa dapat terganggu oleh tindakan sabotase.
Baca juga: Norwegia Kerahkan Pasukan setelah Pipa Nord Stream 1 dan 2 Diduga Disabotase
Seismolog Swedia kemudian melaporkan bahwa dua ledakan telah dicatat di sepanjang jalur pipa Nord Stream pada hari Senin.
Dewan Keamanan PBB akan membahas situasi dengan jaringan pipa pada pertemuan pada 30 September yang diadakan atas permintaan Rusia.
Badan Energi Denmark melaporkan bahwa sejumlah besar gas telah tumpah ke laut.
Pesawat dan kapal dilarang mendekati lokasi lebih dekat dari lima mil laut.
Di mana kebocorannya?
Dilansir Al Jazeera, dua kebocoran terdeteksi pada pipa Nord Stream 1.
Imbasnya, pengiriman gas ke Eropa bulan lalu terhenti.
Baca juga: Donald Trump: Sabotase Nord Stream Bisa Picu Perang Dunia III
Kerusakan dilaporkan di daerah timur laut pulau Bornholm, Denmark.
Pihak berwenang Denmark telah meminta kapal untuk menjauhi Bornholm dengan radius lima mil laut setelah kebocoran di Nord Stream 2, yang belum memasuki operasi komersial.
Rencana untuk menggunakannya untuk memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari.
Kedua pipa masih mengandung gas di bawah tekanan.
Setiap jalur pipa terdiri dari sekitar 100.000 pipa baja berlapis beton seberat 24 ton yang diletakkan di dasar laut.
Pipa memiliki diameter internal konstan 1,153m, menurut Nord Stream.
Baca juga: Norwegia Kerahkan Pasukan setelah Pipa Nord Stream 1 dan 2 Diduga Disabotase
Bagian tersebut terletak pada kedalaman sekitar 80-110m.
Apa yang menyebabkan kebocoran?
Hal ini belum jelas.
Analis dan pakar mengatakan kebocoran seperti itu sangat jarang terjadi.
Nord Stream AG menyebut kebocoran pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai "belum pernah terjadi sebelumnya".
Kemungkinan penyebabnya berkisar dari malfungsi teknis hingga kurangnya perawatan, bahkan mungkin sabotase.
Baca juga: Pipa Nord Stream Kemungkinan Terkena Bahan Peledak yang Dikendalikan dari Jarak Jauh
Ukraina sebut serangan teroris
Ukraina mengatakan kebocoran itu kemungkinan merupakan hasil dari "serangan teroris" yang dilakukan oleh Moskow.
"Kebocoran ga' skala besar dari Nord Stream 1 tidak lebih dari serangan teroris yang direncanakan oleh Rusia dan tindakan agresi terhadap UE," kata Penasihat Presiden Kyiv Mikhaylo Podolyak di Twitter.
Kremlin mengatakan tidak mengesampingkan sabotase sebagai alasan di balik kerusakan.
Pihak terkait menambahkan itu adalah masalah yang mempengaruhi keamanan energi "seluruh benua".
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)