TRIBUNNEWS.COM - Setengah dari pasukan mobilisasi yang direncanakan Rusia, dikirim pulang ke rumah masing-masing.
Hal tersebut dikarenakan ribuan orang tersebut tidak layak untuk berperang di Ukraina.
Tak hanya itu, komisaris militer di wilayah Khabarovsk Rusia diberhentikan karena muncul kemunduran baru.
Dikutip dari SCMP, Presiden Rusia Vladimir Putin mengalami kemunduran yang signifikan pada Minggu (2/10/2022).
Dalam peperangan tersebut, pasukan Ukraina mengklaim mengendalikan penuh atas pusat logistik Lyman yang berada di timur Rusia.
Hal tersebut menjadi keuntungan paling signifikan dari pasukan Ukraina dalam beberapa minggu.
Baca juga: Tentara Rusia yang Dimobilisasi Dipulangkan karena Tak Penuhi Syarat, Komisaris Militer Dipecat
Mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II, setelah pasukannya menderita kekalahan besar di medan perang di Ukraina, telah menyebabkan ketidakpuasan yang meluas.
Banyak warga Rusia yang memilih melarikan diri ke luar negeri atas pengumuman mobilisasi yang diumumkan oleh Putin.
Gubernur wilayah Khabarovsk, Mikhail Degtyarev mengatakan, beberapa ribu pria telah melapor untuk mendaftar dalam 10 hari, tetapi banyak yang tidak memenuhi syarat.
"Sekitar setengah dari mereka kami kembalikan ke rumah karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk memasuki dinas militer," kata Degtyarev dalam sebuah posting video di Telegram.
Dia mengatakan komisaris militer wilayah itu telah dicopot, tetapi pemecatannya tidak akan mempengaruhi mobilisasi.
Mobilisasi itu disebut-sebut sebagai pendaftaran mereka yang memiliki pengalaman militer tetapi sering kali tampak tidak memperhatikan catatan dinas, kesehatan, status pelajar, dan bahkan usia.
Baca juga: 9 Anggota NATO Dukung Ukraina Masuk Aliansi, Takut Jadi Sasaran Rusia Selanjutnya
Perebutan Lyman jadi Kunci
Pengambilan Lyman oleh pasukan Ukraina menjadi kemajuan lebih lanjut yang bertujuan untuk memotong jalur pasokan Rusia.