News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok HAM Rusia & Ukraina dan Aktivis Belarus Menangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2022

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis hak asasi manusia Belarusia Ales Bialiatski, pemimpin Viasna, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Minsk - Kelompok HAM asal Rusia dan Ukraina serta seorang aktivis Belarusia yang dipenjara mendapat hadiah Nobel Perdamaian 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok hak asasi manusia (HAM) Rusia dan Ukraina serta seorang aktivis Belarusia yang dipenjara memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2022.

Adapun mereka adalah, aktivis Belarusia Ales Bialiatski, organisasi HAM Rusia Memorial dan kelompok Pusat Kebebasan Sipil Ukraina.

Tiga pemenang ini diumumkan oleh Institut Nobel Norwegia, Oslo, pada Jumat (7/10/2022).

"Komite Nobel Norwegia ingin menghormati tiga juara luar biasa hak asasi manusia, demokrasi dan hidup berdampingan secara damai di negara-negara tetangga Belarus, Rusia dan Ukraina," kata Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen, seraya mendesak agar Ales Bialiatski segera dibebaskan.

Dilansir Al Jazeera, ketiga aktivis dan kelompok HAM ini mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian senilai 10 juta krona Swedia atau sekitar $900.000 (sekira Rp13,7 miliar). 

Penghargaan tersebut akan diberikan secara resmi di Oslo, ibu kota Norwegia pada 10 Desember mendatang atau bertepatan dengan peringatan kematian industrialis Swedia Alfred Nobel, yang mendirikan penghargaan dalam wasiatnya tahun 1895.

Baca juga: Peraih Nobel Ini Ramal AS Keok Dalam Perang Dingin Melawan Rusia dan China

"Para penerima Hadiah Perdamaian mewakili masyarakat sipil di negara asal mereka. Mereka telah bertahun-tahun mempromosikan hak untuk mengkritik kekuasaan dan melindungi hak-hak dasar warga negara," kata Komite Nobel Norwegia dalam pernyataannya.

"Mereka telah melakukan upaya luar biasa untuk mendokumentasikan kejahatan perang, pelanggaran hak asasi manusia, dan penyalahgunaan kekuasaan. Bersama-sama mereka menunjukkan pentingnya masyarakat sipil untuk perdamaian dan demokrasi."

Pihak organisasi Memorial mengatakan, Hadiah Nobel Perdamaian ini merupakan pengakuan atas serangan dan pembalasan di Rusia atas kegiatan mereka.

"Ini mendorong kami dalam tekad kami untuk mendukung rekan-rekan Rusia kami untuk melanjutkan pekerjaan mereka di lokasi baru, meskipun MEMORIAL International dibubarkan secara paksa di Moskow," kata sebuah pernyataan oleh anggota dewan Memorial, Anke Giesen, kepada kantor berita Reuters.

Sementara itu, Volodymyr Yavorskyi yang mewakili Pusat Kebebasan Sipil Ukraina mengaku penghargaan ini merupakan hasil perjuangan bertahun-tahun "di negara yang tidak terlihat".

"Penghargaan ini akan memberi kami lebih banyak kekuatan dan inspirasi dalam upaya kami selanjutnya," kata Oleksandra Matviichuk, kepala Pusat Kebebasan Sipil Ukraina.

Organisasi HAM yang didirikan pada 2007 ini aktif mempromosikan hak asasi manusia dan demokrasi di Ukraina.

Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, kelompok ini bekerja untuk mendokumentasikan kejahatan perang Rusia terhadap warga sipil Ukraina.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini