Menyusul kabar ini, seorang juru bicara Kedutaan Rusia di Washington mengkonfirmasi soal kaburnya dua warga negaranya ke Alaska.
Kepada media Rusia, TASS, pihak Kedubes Rusia di AS berencana menghubungi kedua pria itu via telepon secepatnya.
"Kedutaan mengetahui situasi dengan warga Rusia yang ditahan di negara bagian Alaska. Hari ini kami menerima pemberitahuan tentang ini dari cabang Anchorage dari US Customs and Border Guard Service," katanya.
Banyak penduduk Gambell secara etnis lebih dekat dengan komunitas pesisir Yupik Siberia daripada orang Alaska lainnya.
Penyeberangan dengan melintasi lautan yang berbahaya di selat itu jarang terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Dua belas pria Siberia melakukan penyeberangan pada tahun 2014, menandai penyeberangan pertama dalam 14 tahun.
Di tahun 1948, direktur FBI saat itu J Edgar Hoover memerintahkan penghentian penyeberangan oleh komunitas tradisional, karena mencurigai adanya pengunjung yang merupakan mata-mata Soviet.
Baca juga: Ukraina Rebut Sebagian Wilayah Kherson saat Zaporizhzhia Dihantam 7 Rudal Rusia
Baca juga: Ribut dengan Volodymyr Zelensky di Twitter, Elon Musk: Perang Merugikan Ukraina dan Dunia
Larangan itu dijuluki sebagai "Tirai Es".
Penyeberangan dilanjutkan setelah Perang Dingin tetapi kemudian dilarang oleh otoritas Rusia, setelah seorang ayah dan anak tenggelam dalam perjalanan kembali dari Gambell ke pantai Siberia.
Pria usia wajib militer di Rusia membanjiri negara itu sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi untuk menopang invasinya ke Ukraina.
Dikabarkan wajib militer diperluas jangkauannya di antara masyarakat pedesaan yang lebih miskin dan etnis minoritas di Kaukasus, Mongolia dan Siberia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)