Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Badan pemantau keuangan Rusia, Rosfinmonitoring telah menambahkan dua layanan Meta yakni Facebook dan Instagram ke dalam daftar teroris dan ekstremis, pada Selasa (12/10/2022).
Keputusan ini membuat Meta masuk dalam daftar yang sama dengan kelompok nasionalis sayap kanan, organisasi teroris asing termasuk Taliban dan kelompok oposisi Rusia yang telah di cap hitam oleh pemerintah Moskow.
Penetapan Meta ke daftar blacklist kelompok teroris dan ekstremis sebelumnya telah dilakukan oleh Pengadilan Tverskoy pada Maret lalu.
Baca juga: Rusia Perpanjang Embargo Makanan
Namun setelah raksasa teknologi asal Amerika ini kerap menoleransi "Russophobia" atau ujaran kebencian terhadap Rusia selama kampanye militer Moskow di Kiev, membuat pihak berwenang Rosfinmonitoring akhirnya menganggap Meta telah melakukan kegiatan ekstrem yang merugikan nama baik Rusia.
Imbas dari pembatasan tersebut, kini masyarakat yang menampilkan logo Instagram dan Facebook, atau beriklan di jaringan tersebut dapat terancam hukuman pidana karena dua layanan tersebut secara resmi dianggap ilegal.
Sebelum masuk dalam daftar blacklist, pada Maret lalu Moskow diketahui telah membatasi akses ke Facebook dan Instagram, namun tindakan tersebut ternyata tak cukup mampu membuat masyarakat Rusia berhenti menggunakan layanan besutan Meta itu.
Bahkan tak sedikit pengguna Rusia yang nekat menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengakses dua layanan unggulan Meta, hingga membuat permintaan pada jaringan ini meroket drastis selama beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Meta Identifikasi 400 Aplikasi Scam Berbahaya, Pengguna Facebook Diminta Waspada
Menawarkan sejumlah fitur canggih dan menarik, membuat miliaran masyarakat Rusia kepincut untuk menjajal platform sosial media Instagram milik Meta. Meningkatnya popularitas Instagram di Rusia bahkan membuat aplikasi ini menjadi platform utama untuk media periklanan dan penjualan.
Namun melansir dari Reuters, Pengacara Meta Victoria Shagina pada Maret lalu mengatakan bahwa perusahaan itu tidak melakukan kegiatan ekstremis dan menentang Russophobia, seperti yang telah dituduhkan oleh otoritas Rusia.