TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan Ukraina menembakkan enam rudal ATACMS dan empat rudal Storm Shadow di wilayah Rostov selatan Rusia.
Diketahui, rudal ATACMS diproduksi Amerika Serikat (AS) dan rudal Storm Shadow merupakan buatan Inggris.
Ukraina mengklaim telah mencegat semua rudal ATACMS.
Sementara, tiga dari empat rudal Storm Shadow jatuh.
Dilaporkan juga, Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia siap untuk meluncurkan lebih banyak rudal Oreshnik, menargetkan wilayah di Kiev jika Ukraina terus menggunakan senjata AS dan Inggris untuk menyerang wilayah Rusia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan Moskow mengharapkan sinyal dari Barat, yang ditunjukkan melalui penggunaan rudal balistik jarak menengah Oreshnik.
“Kami tidak ingin memperburuk situasi di Ukraina, tetapi karena ATAMC dan senjata jarak jauh lainnya digunakan melawan daratan Rusia, kami mengirim sinyal,” kata Lavrov, Kamis (20/12/2024), dilansir Al Mayadeen.
Lavrov menyoroti penggunaan senjata jarak jauh Ukraina tidak mungkin tanpa partisipasi langsung”personel militer AS.
Hal ini pun digambarkan sebagai situasi yang berbahaya.
Dia juga menekankan, tindakan Rusia dimaksudkan untuk menyampaikan kesiapannya untuk menggunakan cara apa pun untuk mencegah kekalahan strategis.
“Pesan yang ingin kami kirim dengan menguji secara nyata sistem hipersonik ini adalah bahwa kami akan siap melakukan apa saja untuk membela kepentingan sah kami," pungkasnya.
Baca juga: Rudal Mach 20 AS Ancam Pertahanan Rusia Jadi Usang, Moskow Balas Pakai Radar Yenisei & SAM S-500
Ledakan di Kyiv
Setidaknya satu orang tewas dan dua terluka setelah beberapa ledakan terjadi di ibukota Ukraina Kyiv, Jumat pagi (20/12/2024).
Saksi di lapangan, mengatakan serangkaian ledakan keras terdengar di Kyiv dan asap terlihat naik di sebagian kota.
“Rudal balistik dari utara!" Angkatan Udara Ukraina memperingatkan dalam pesan Telegram, dikutip dari Al Jazeera.