Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Shanghai dan kota-kota besar China lainnya, termasuk Shenzhen telah meningkatkan pengujian untuk virus corona (Covid-19) saat kasus infeksi mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dengan beberapa otoritas lokal secara tergesa-gesa menutup sekolah, tempat hiburan dan tempat wisata.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (13/10/2022), Kasus infeksi telah meningkat ke level tertinggi sejak Agustus lalu, dengan peningkatan terjadi setelah lonjakan perjalanan domestik selama Hari 'Pekan Emas' Nasional pada awal bulan ini.
Pihak berwenang pun melaporkan 2.089 kasus infeksi lokal baru pada 10 Oktober, angka ini terbesar sejak 20 Agustus lalu.
Saat banyak kasus ditemukan di lokasi wisata, termasuk tempat-tempat indah di wilayah utara Mongolia Dalam, kota-kota besar yang sering menjadi sumber wisatawan pun mulai melaporkan lebih banyak kasus pada minggu ini.
Baca juga: Mulai Hari Ini Jepang Sederhanakan Pencatatan Jumlah Warga yang Terinfeksi Virus Corona
Shanghai, kota berpenduduk 25 juta orang itu melaporkan 28 kasus lokal untuk periode 10 Oktober, yang merupakan hari keempat peningkatan dua digit.
Ingin menghindari terulangnya penguncian jaringan parut secara ekonomi dan fisik pada April hingga Mei lalu, otoritas Shanghai mengatakan pada Senin malam bahwa 16 distriknya akan melakukan pengujian massal setidaknya dua kali seminggu hingga 10 November mendatang.
"Pemeriksaan pada para oelancong yang masuk dan di tempat-tempat seperti hotel juga harus diperkuat," kata pihak berwenang.
Peter Lee, seorang ekspatriat Inggris yang telah lama tinggal di Shanghai, sedang makan siang bersama istri dan putranya yang berusia tujuh tahun pada minggu lalu saat dirinya mendapatkan informasi bahwa blok apartemennya akan dilockdown.
Lee dan putranya kemudian check in ke sebuah hotel, yang juga segera dilockdown karena telah mendapatkan kunjungan sebelumnya dari si pembawa virus.
Istri Lee, yang berencana untuk bergabung dengan mereka, tidak punya pilihan selain kembali ke rumah untuk menjalani lockdown.
"Mungkin kami akan mengatakan bahwa kami merindukan rumah dan terlalu merindukan ibu. Kami memantau situasinya karena sepertinya Shanghai secara bertahap ditutup, dan jika semuanya mulai ditutup maka tidak akan ada banyak hal yang bisa dilakukan," kata Lee.