TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya empat narapidana tewas dan 61 lainnya luka-luka setelah kebakran melahap penjara Evin, Teheran pada Minggu (16/10/2022).
Kantor berita resmi negara, IRNA mengutip pengadilan Iran melaporkan insiden terjadi setelah perkelahian yang melibatkan para tahanan.
Dikutip Al Jazeera, 10 narapidana dirawat di rumah sakit dengan empat di antaranya dalam kondisi kritis.
Fasilitas itu sebagian besar menampung tahanan politik, termasuk warga Iran dengan kewarganegaraan ganda.
Keluarga dari sekitar dua lusin tahanan politik telah menelepon untuk mengatakan bahwa mereka tidak terluka, menurut akun mereka di media sosial.
Penjara tersebut telah lama dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi Barat.
Juga telah masuk dalam daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun 2018 karena “pelanggaran hak asasi manusia yang serius”.
Baca juga: Sosok Mahsa Amini, Perempuan Iran yang Meninggal Dianiaya Polisi Moral di Teheran
Protes kematian Mahsa Amini
Kebakaran penjara Evin terjadi ketika protes nasional atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita Iran berusia 22 tahun.
Protes yang memasuki minggu kelima menjadi satu tantangan paling serius bagi pemerintah Iran sejak revolusi 1979.
Para demonstrasi menyebar ke seluruh negeri dan beberapa orang meneriakkan slogan-slogan menentang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
TV pemerintah pada hari Minggu menayangkan rekaman setelah kebakaran.
Terlihat dinding dan langit-langit hangus di sebuah ruangan yang dikatakan sebagai lantai atas bengkel menjahit di penjara.
Jaksa Teheran Ali Salehi mengatakan kerusuhan penjara tidak terkait dengan protes nasional dan situasi damai setelah insiden itu.
Baca juga: Akibat Dukung Aksi Protes Mahsa Amini, Sejumlah Selebritas Iran Jadi Sasaran Pemerintah