TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Sergei Surovikin, komandan pasukan Rusia di Ukraina mengaku bahwa situasi di Kota Kherson yang saat ini diduduki militer Kremlin dalam kondisi sulit.
Dengan itu, pemimpin pasukan Rusia ini meminta penduduk segera dievakuasi ke tempat aman.
Jenderal Surovikin mengatakan, pasukan Ukraina menggunakan roket HIMARS buatan AS untuk menyerang infrastuktur dan rumah-rumah warga.
"Tentara Rusia di atas segalanya akan memastikan evakuasi yang aman dari penduduk Kherson," katanya dalam sebuah siaran di televisi pemerintah Rusia, lapor BBC.
"Musuh tidak mengabaikan upayanya untuk menyerang posisi pasukan Rusia," tambahnya.
Pengakuan Surovikin ini diamini oleh pejabat tinggi Kherson yang ditunjuk Rusia.
Baca juga: Rusia Targetkan Lebih Banyak Infrastruktur Ukraina, 3 Kota Alami Gangguan Listrik
Pejabat regional, Kirill Stremousov memperingatkan penduduk Kherson bahwa pasukan Ukraina akan melancarkan serangan ke kota itu.
"Tolong perhatikan kata-kata saya dengan serius - saya berbicara tentang evakuasi secepat mungkin," katanya di Telegram.
Dia menambahkan bahwa orang-orang di tepi barat Sungai Dnieper atau Dnipro paling berisiko.
Hal ini turut dikonfirmasi oleh Gubernur Vladimir Saldo, yang juga ditunjuk oleh Rusia, dalam sebuah pesan video.
Kherson adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia pada Februari lalu.
Selama beberapa pekan terakhir ini, pasukan Ukraina terus melancarkan serangan untuk merebut kembali wilayah di sekitar Kherson.
Pasukan Ukraina bahkan berhasil maju sejauh 30km di selatan sepanjang Sungai Dnieper.
Artinya, pasukan Rusia didorong mundur hingga 30km dan berisiko terjepit.
Surovikin mengatakan, posisi Rusia di Kota Kupiansk dan Lyman di Ukraina timur dan daerah Kherson utara antara Mykolaiv dan Kryvyi Rih terus-menerus diserang.
"Secara keseluruhan situasi di zona operasi militer khusus dapat digambarkan tegang," kata Jenderal Surovikin.
Kherson adalah satu-satunya ibu kota wilayah di Ukraina yang direbut Rusia selama invasi.
Pada September lalu, Kremlin mencaplok Kherson serta tiga wilayah Ukraina dan mendeklarasikannya sebagai bagian dari Federasi Rusia.
Bahaya Mengancam Warga Sipil
Vladimir Saldo, Gubernur wilayah Kherson yang ditunjuk Rusia, mengatakan pihak berwenang telah memutuskan untuk mengevakuasi beberapa warga sipil yang berisiko terkena sasaran militer Ukraina.
"Pihak Ukraina sedang membangun kekuatan untuk serangan skala besar," kata Saldo dalam sebuah pernyataan video.
"Militer Rusia sedang bersiap untuk mengusir serangan itu dan di mana militer beroperasi, tidak ada tempat bagi warga sipil. Biarkan tentara Rusia memenuhi tugasnya," kata dia, dilansir Al Jazeera.
Ukraina dan Rusia membantah menargetkan warga sipil, namun Kyiv menuduh pasukan Moskow melakukan kejahatan perang.
Surovikin tampaknya mengakui bahwa ada bahaya pasukan Ukraina bergerak maju menuju kota Kherson.
Dijuluki "Jenderal Armageddon" setelah bertugas di Suriah dan Chechnya, Surovikin menggempur kota-kota itu dalam kebijakan bumi hangus yang brutal namun efektif terhadap musuh-musuhnya.
Pengangkatannya diikuti gelombang serangan rudal terbesar terhadap Ukraina sejak dimulainya invasi.
Serangan-serangan itu berlanjut minggu ini.
Pejabat Ukraina menuduh bahwa rentetan serangan udara tersebut dilancarkan dengan drone kamikaze Shahed-136 buatan Iran.
Iran membantah memasok drone disusul bantahan serupa dari Kremlin pada Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Nada Menantang Zelensky setelah Kyiv Dibombardir: Rusia Tak akan Mampu Hancurkan Kita
Baca juga: POPULER Internasional: Rusia Targetkan Pembangkit Listrik Ukraina | Pentagon Percepat Kirim Senjata
"Teknologi Rusia sedang digunakan," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, merujuk pertanyaan lain ke kementerian pertahanan.
Namun, dua pejabat senior Iran dan dua diplomat Iran mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Teheran telah berjanji untuk memberi Rusia lebih banyak drone serta rudal permukaan-ke-permukaan.
Rusia telah menghancurkan hampir sepertiga pembangkit listrik Ukraina dalam seminggu terakhir, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Bicara dalam video pidato malamnya, Zelensky mendesak warga Ukraina untuk mengurangi konsumsi listrik di malam hari.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)