TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Ini cerita Douglas Rushkoff.
Penulis ternama sekaligus ahli teori dan profesor di City University of New York ini diundang untuk berbicara dengan sekelompok orang-orang terkaya dunia, para miliarder teknologi di sebuah resor pribadi di gurun pasir.
Sebelum memenuhi undangan itu, dia merasa sudah mempersiapkan dirinya dengan maksimal.
Ternyata dia salah.
Saat tiba di lokasi pertemuan, Douglas awalnya diminta untuk membahas "masa depan teknologi."
Douglas mendapat bayaran yang banyak untuk hadir di lokasi pertemuan.
Baca juga: Politikus Kamboja Bikin Hoaks Dunia Segera Kiamat, Ribuan Warga Panik Lalu Mengungsi
Kira-kira sekitar sepertiga dari gaji profesornya selama setahun, selain juga ditanggung penerbangannya dan naik 'limousine' selama tiga jam ke lokasi yang dirahasiakan.
"[Ketika saya tiba], bukannya membawa saya ke atas panggung, mereka membawa lima orang ini ke ruangan tempat saya bersiap-siap. Dan mereka berkata, 'ini tempatnya'," katanya kepada program Drawing Room milik ABC Radio National.
Kelima orang itu adalah "investor teknologi papan atas dunia, pejabat lembaga keuangan" dan setidaknya dua dari mereka adalah miliarder.
Awalnya, Douglas ditanya hal-hal yang dianggapnya biasa.
"Mereka menanyakan semua pertanyaan umum yang diajukan investor teknologi, seperti, 'apa yang lebih baik, Bitcoin atau Ethereum? Virtual reality atau augmented reality?" katanya.
Tapi lama-lama arah pembicaraan berupa, ia jadi tahu mengapa diundang ke gurun.
"Bagaimana saya mempertahankan otoritas saya atas pasukan keamanan yang saya miliki setelah 'peristiwa' itu?" salah satu pria bertanya.
Selandia Baru atau Alaska?