TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan Moskow tidak pernah merasa dan menganggap dirinya sebagai musuh Barat, terlepas dari konflik yang sedang berlangsung.
Pernyataan tersebut Putin sampaikan saat berbicara pada pertemuan pleno Klub Diskusi Internasional Valdai, Kamis (27/10/2022).
"Dalam situasi konflik brutal saat ini, saya perlu meluruskan sesuatu. Rusia, sebagai peradaban yang mandiri tidak pernah merasa dan menganggap dirinya sebagai musuh Barat," terangnya.
Dikutip TASS, Putin juga mencatat bentuk-bentuk xenophobia, seperti Americano, Franco, Anglo-, dan Germanophobia merupakan bentuk rasisme.
Hal tersebut dinilai sama dengan Russophobia dan anti-Semitisme.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-247, Putin: Perang adalah Perjuangan Lawan Dominasi Barat
Membagi Barat jadi 2
Menurut Putin, perlu dipahami dengan jelas bahwa ada dua Barat.
Satu, menganut nilai-nilai tradisional, terutama Kristen, kebebasan, patriotisme, budaya yang beragam.
"Barat ini agak dekat dengan kita, dalam banyak hal, kita memiliki akar yang sama yang berasal dari zaman kuno," katanya.
Dia juga memasukkan nilai-nilai Islam ke nilai-nilai tradisional Barat ini, karena sebagian besar orang Barat mempraktikkan Islam.
Tetapi ada juga Barat yang berbeda - agresif, kosmopolitan, neo-kolonial, bertindak sebagai instrumen ide-ide neoliberal, Putin menjelaskan.
Baca juga: Presenter Rusia sekaligus Putri Baptis Putin Kabur ke Lithuania setelah Rumahnya Digerebek
"Rusia, tentu saja, tidak akan pernah berdamai dengan diktat Barat ini," tegas Putin
Putin sebut perang di Ukraina sebagai upaya Moskow lawan dominasi Barat
Dikutip dari The Guardian, Putin mengatakan perang di Ukraina adalah bagian dari perjuangan Rusia yang lebih luas melawan dominasi Barat.