Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Uni Eropa meminta Rusia mengubah keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan biji-bijian yang telah direncanakan dengan baik sebelumnya.
Rusia menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada Sabtu (29/10/2022), yang secara efektif dapat memotong ekspor Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian utama dunia.
Dikutip dari CNBC, langkah tersebut dilakukan Moskow sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menyerang armadanya di dekat pelabuhan Sevastopol di Krimea.
Baca juga: Ukraina Terancam Jalani Musim Dingin Tanpa Listrik Imbas Serangan Udara Rusia
Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil menengahi kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk antara Moskow dan Kyiv pada Juli, untuk meredakan krisis pangan global yang memburuk.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mendesak Moskow untuk membatalkan keputusannya tersebut karena dapat membahayakan rute ekspor biji-bijian dan pupuk.
“Keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasi dalam kesepakatan Laut Hitam membahayakan rute ekspor utama biji-bijian dan pupuk yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global yang disebabkan oleh perangnya melawan Ukraina. Uni Eropa mendesak Rusia untuk (membalikkan) keputusannya,” kata Borrell dalam sebuah postingan di Twitter-nya.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Beri Sinyal akan Hadiri KTT G20 di Bali Bulan Depan
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut keputusan Rusia benar-benar keterlaluan, dengan mengatakan keputusan tersebut dapat meningkatkan kelaparan global. Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Moskow mempersenjatai makanan.
Duta Besar Rusia untuk Washington, mengatakan tanggapan AS sangat keterlaluan karena membuat pernyataan palsu mengenai keputusan Moskow.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam di dekat Sevastopol dengan 16 pesawat tak berawak pada Sabtu pagi, dan mengklaim angkatan laut Inggris ikut membantu mengoordinasikan serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Moskow melakukan ledakan yang berjarak 220 kilometer dari koridor gandum sebagai "dalih palsu" untuk langkah yang telah lama direncanakan Rusia.
“Rusia telah merencanakan ini dengan baik sebelumnya,” cuit Kuleba di Twitter.
“Rusia mengambil keputusan untuk melanjutkan permainan kelaparan sejak lama dan sekarang mencoba untuk membenarkannya,” tambahnya, tanpa memberikan bukti apa pun.
Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia mencipatakan serangan terhadap fasilitasnya sendiri.
Kyiv menuduh Rusia menggunakan Armada Laut Hitam untuk menembakkan rudal jelajah ke sasaran sipil Ukraina, tuduhan yang didukung oleh beberapa analis militer, sehingga Kyiv mengatakan, menjadikan armada itu sebagai sasaran militer yang sah.