Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Pihak berwenang di Ibu Kota Ukraina, Kyiv mulai menerapkan kebijakan darurat dengan mengevakuasi sekitar 3 juta penduduk yang tersisa di Kota Kyiv.
Rencana tersebut untuk mengantisipasi pasokan listrik di Ukraina yang benar-benar terputus akibat serangan rudal Rusia.
Roman Tkachuk, Direktur Keamanan untuk Pemerintah Kota Kiev pada Minggu (6/11/2022) menjelaskan pada 10 Oktober lalu hampir 40 persen dari infrastruktur energi negaranya telah hancur akibat diserang drone kamikaze Rusia.
Namun seiring dengan memanasnya invasi, Rusia justru semakin gencar melakukan serangan hingga membuat kondisi fasilitas energi di Ukraina memburuk dan memaksa pemerintah setempat untuk memutus pasokan listrik dan air bagi jutaan warga.
"Jika ibu kota Ukraina mengalami pemadaman total, tidak akan ada pasokan air, dan sistem pembuangan limbah juga akan terhenti. Tanda - tanda kegagalan akan segera terjadi, kami akan meminta mereka untuk pergi. ” jelas Tkachuk
Meski saat ini kondisi ibu kota Kiev tengah mengalami kiamat energi, namun Tkachuk memastikan bahwa situasi di wilayahnya masih terkendali, pihaknya juga menegaskan bahwa evakuasi tersebut bukanlah bagian dari tindakan eksodus.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Putin Minta Warga Kherson Dievakuasi, 450 Ribu Rumah di Kyiv Tak Dapat Listrik
Sebelum pemerintah Kiev mengumumkan rencana evakuasi pada jutaan warganya, utilitas energi nasional Ukraina beberapa kali sempat memberlakukan pemadaman bergilir di sejumlah wilayah.
Namun khawatir apabila kondisi warga Ukraina akan mengalami masalah selama musim dingin, akhirnya memaksa pemerintah setempat untuk menerapkan kebijakan darurat.
Baca juga: Kyiv: Rusia Terus Evakuasi Warga Sipil dari Kherson Sambil Perkuat Pertahanan
Guna mendukung rencana ini, bahkan pihak berwenang Kiev kini mulai mempersiapkan sekitar 1.000 tempat penampungan lengkap dengan pemanas ruangan yang dapat berfungsi ganda sebagai bunker selama serangan militer Moskow, seperti yang dilansir dari Rusia Today.
Langkah tersebut diambil selain untuk menyelamatkan jutaan nyawa penduduk, namun juga untuk memastikan keseimbangan berkelanjutan dari sistem tenaga nasional di Ukraina.
Termasuk menghindari kecelakaan berulang yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja jaringan listrik nasional.