TRIBUNNEWS.COM – Seorang mantan tentara bayaran asal Inggris yang telah dibebaskan oleh Rusia, kini kembali masuk ke medan laga dengan tujuan berbeda.
Aiden Aslin sempat divonis mati, karena ikut mengangkat senjata membela Ukraina dalam pertempuran di Mariupol.
Ia tertangkap pada April lalu dan divonis hukuman mati oleh Pengadilan Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang pro-Rusia.
Namun pada September lalu Aiden dibebaskan, setelah ada upaya diplomatik sejumlah negara untuk program pertukaran tahanan perang.
Baca juga: Tentara Bayaran Rusia Wagner Buka Markas Resmi Pertamanya di Saint Petersburg
Setelah dua bulan dibebaskan, Aiden Aslin kini kembali menuju medan peperangan.
Namun ia menyatakan tidak akan ikut angkat senjata. Aiden akan bertindak sebagai "koresponden perang" YouTube alih-alih bergabung kembali dengan milisi.
“Saya berjanji kepada tunangan saya bahwa saya tidak akan kembali ke militer. Saya tidak berharap untuk mengambil senjata lagi,” kata warga negara Inggris itu kepada Daily Mail dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat. Tunangannya dari Ukraina akan tinggal di Inggris sebagai pengungsi.
Mantan tentara bayaran itu mengakui bahwa dia mungkin sudah terlalu "dikenali" di Ukraina, tetapi percaya bahwa kembali ke negara itu masih "sepadan dengan risikonya".
Baca juga: Rusia Tuding Kiev Persiapkan Tentara Bayaran Habisi Warga Sipil di Kharkov
Aslin mengatakan dia berusaha untuk meliput kehidupan para pejuang Ukraina dan rakyat biasa, untuk membawa kisah mereka ke khalayak luas di Barat.
Konflik yang sedang berlangsung akan berlarut-larut selama "beberapa tahun" lagi, mantan tentara bayaran itu mengatakan kepada surat kabar itu, bersikeras bahwa "Ukraina memiliki peluang nyata" untuk mencapai tujuannya.
Pada saat yang sama, dia menyarankan bahwa hanya masalah "politik" di Rusia yang dapat membantu mengakhiri permusuhan.
Tentara bayaran itu, bersama dengan beberapa orang asing lainnya, akhirnya dijatuhi hukuman mati di Republik Rakyat Donetsk atas berbagai kejahatan masa perang.
Namun, dia akhirnya dibebaskan pada bulan September selama pertukaran tahanan yang lebih luas antara Rusia dan Ukraina.
Sempat Divonis Hukuman Mati