TRIBUNNEWS.COM - Insiden maut terjadi di Istanbul, Turki, di mana sebuah bom meledak pada Minggu (13/11/2022).
Akibat ledakan bom di Istanbul, Turki tersebut, 8 orang dilaporkan tewas dan 81 lainnya luka-luka.
Ledakan tersebut terjadi di area pejalan kaki yang saat itu tengah digunakan untuk berlalu lalang warga.
Adanya insiden mematikan itu, Presiden Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan itu merupakan serangan berbahaya.
Ia menyebut itu merupakan serangan bom terorisme, dan berjanji si pelakunya akan dihukum.
Hal itu dikatakan Presiden Erdogan, sebelum mengunjungi Indonesia dalam rangka menghadiri KTT G20 di Bali.
Baca juga: Ledakan Bom di Istanbul Turki: Polisi Tangkap 1 Perempuan Terduga Pelaku, 21 Orang Lainnya Ditahan
Seperti dikutip dari Al Jazeera, lokasi tempat bom meledak yakni di distrik Beyoglu, kota terbesar di Turki, dan saat akhir pekan selalu penuh sesak dengan para warga, keluarga, hingga turis.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 16:20 (13:20 GMT) waktu setempat, menurut para pejabat.
Sebuah video yang diposting online menunjukkan api meletus dan ledakan keras, ketika pejalan kaki berbalik dan melarikan diri.
Seusai ledakan bom, ambulans bergegas ke tempat kejadian dan dengan cepat akses di lokasi kejadian ditutup oleh polisi.
Kabar awal mengatakan empat orang tewas di tempat kejadian dan dua meninggal di rumah sakit, kata Erdogan.
Lantas Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu kemudian memperbarui jumlah korban tewas menjadi delapan, dengan 81 lainnya luka-luka.
Baca juga: Mesir hingga Ukraina Kecam Serangan Bom Istanbul Turki, Prancis: Kami Dukung Perang Lawan Terorisme
Dikutip dari CNN, insiden itu telah dianggap sebagai serangan teroris, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay
"Kami menganggapnya sebagai aksi teroris sebagai akibat dari seorang penyerang, yang kami anggap seorang wanita, meledakkan bom itu," kata Oktay kepada wartawan, Minggu.
Sementara itu, para pejabat Turki yakin separatis Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Partai Persatuan Demokrat (PYD) kemungkinan besar berada di balik serangan bom yang diduga mematikan itu, kata menteri dalam negeri negara itu, Suleyman Soylu, kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
“Ini adalah organisasi teroris PKK/PYD menurut temuan awal kami,” kata Soylu dalam konferensi pers di lokasi serangan hari Minggu di Istiklal Avenue, Istanbul.
Soylu tidak merinci atau memberikan perincian tentang bagaimana penyelidik mencapai kesimpulan ini.
“Beberapa waktu yang lalu orang yang meninggalkan bom ditahan oleh tim dari Departemen Kepolisian Istanbul. Sebelum penangkapan mereka, 21 orang lagi juga ditahan,” kata menteri Soylu.
Diduga tersangka seorang wanita
Rekaman CCTV menunjukkan seorang wanita duduk di sebuah bangku di lokasi kejadian, sebelum bom meledak.
Wanita itu duduk selama lebih dari 40 menit dan kemudian meninggalkan area, lantas antara satu atau dua menit terjadi ledakan bom.
Baca juga: Tersangka Bom di Istanbul Ditangkap, Diduga Tinggalkan Bom hingga Turki Klaim PKK Bertanggung Jawab
Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengatakan wanita itu dilaporkan meninggalkan semacam tas atau kantong plastik.
Bozdag mengatakan pasukan keamanan Turki yakin wanita itu adalah tersangka, dan para pejabat sedang menyelidikinya.
“Ada dua kemungkinan. Entah tas atau kantong plastik itu ada mekanismenya, meledak sendiri atau ada yang meledakkannya dari jauh. Semua ini saat ini sedang diselidiki.” dia menambahkan.
(Tribunnews,com/Garudea Prabawati)