TRIBUNNEWS.COM - Istanbul dan kota-kota Turki lainnya telah menjadi sasaran di masa lalu oleh separatis Kurdi, ISIL (ISIS), dan kelompok lain.
Serangan mematikan selain yang terjadi Minggu (13/11/2022) termasuk pengeboman kembar di luar stadion sepak bola Istanbul pada Desember 2016.
Pada waktu itu, 38 orang tewas dan 155 lainnya terluka.
Serangan itu diklaim oleh cabang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
PKK adalah kelompok militan yang menyerukan negara Kurdi merdeka di Turki.
PKK, yang terus melakukan kampanye untuk pemerintahan Kurdi di Turki tenggara sejak 1980-an.
Baca juga: Tersangka Bom di Istanbul Ditangkap, Diduga Tinggalkan Bom hingga Turki Klaim PKK Bertanggung Jawab
Kelompok ini ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).
Secara teratur, PKK ditargetkan oleh operasi militer Turki, kelompok itu juga berada di jantung pergumulan antara Swedia dan Turki, yang telah memblokir masuknya Stockholm ke NATO sejak Mei, menuduhnya memberikan keringanan hukuman terhadap PKK.
Dilansir Al Jazeera, kecaman atas serangan hari Minggu dan belasungkawa untuk para korban mengalir dari beberapa negara.
Di antaranya termasuk Azerbaijan, Mesir, Prancis, Yunani, Italia, Pakistan, Ukraina, Inggris, dan AS.
Yunani
Yunani "dengan tegas" mengecam ledakan itu dan menyatakan belasungkawa.
Amerika Serikat
Baca juga: Tetap Hadiri KTT G20 di Bali Saat Istanbul Diserang Bom, RI Hargai Keputusan Presiden Turki Erdogan
Sementara AS mengatakan pihaknya "bahu-membahu dengan sekutu NATO kami dalam melawan terorisme".