Lebih lanjut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mencoba membujuk ekonomi terbesar di dunia untuk lebih mengisolasi Rusia secara diplomatik dan ekonomi atas invasinya ke Ukraina meskipun pandangan global yang memburuk telah menguji tekad negara-negara lain.
Biden akan melanjutkan tur global mendesak negara-negara untuk menentang Rusia dan mempertahankan kedaulatan Ukraina baik secara simbolis maupun substantif.
Upaya itu dilakukan ketika inflasi global dan perlambatan ekonomi telah memberikan tekanan baru pada negara-negara yang memberlakukan hukuman pada Rusia atas perang sembilan bulan yang telah membuat harga pangan dan energi melonjak.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mendesak kekuatan global lainnya untuk mengintensifkan tekanan pada Rusia atas perangnya melawan Ukraina, termasuk pendukung terbesar Moskow dan China.
Michel mengatakan KTT itu penting untuk menghentikan desakan Moskow menggunakan pangan dan energi sebagai senjata.
G20 bersama-sama 19 negara dan Uni Eropa mewakili 20 ekonomi terbesar dunia, termasuk Rusia.
G20 menyumbang lebih dari 80 persen dari produk domestik bruto dunia, dan 60 persen dari populasinya.
Indonesia telah berusaha untuk menjadi pembangun jembatan dan KTT tersebut adalah yang pertama sejak Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Jokowi telah mengunjungi Kyiv dan Moskow, menyampaikan undangan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin meskipun ada seruan di dalam G20 bahwa Rusia dilarang.
Putin menolak dan diwakili di Bali oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)