News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemarahan Muncul setelah AS Tetapkan MBS Kebal Atas Kematian Jamal Khashoggi

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 26 Februari 2021 ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden berbicara dalam sebuah acara di Washington, DC, pada 25 Februari 2021; Jurnalis Saudi Jamal Khashoggi menghadiri konferensi pers di ibu kota Bahrain, Manama, pada 15 Desember 2014; Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berpidato dalam konferensi pers jarak jauh di KTT G20 di Riyadh pada 22 November 2020. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah kebal dari gugatan kematian jurnalis Jamal Khashoggi.

Pengaduan tersebut menuduh pemimpin Saudi dan para pejabatnya telah "menculik, mengikat, membius dan menyiksa, serta membunuh jurnalis penduduk AS dan advokat demokrasi Jamal Khashoggi".

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, berkata: "Hari ini adalah kekebalan. Semuanya menambah impunitas."

Baca juga: Pejabat AS: Washington akan Amati Sikap Arab Saudi setelah Sanksi atas Pembunuhan Jamal Khashoggi

Perbaiki Hubungan dengan Arab Saudi

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dijadwalkan bertemu pada akhir bulan ini. (CNN)

Pemberian kekebalan untuk MBS ini setelah sang Putra Mahkota secara resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi pada bulan September.

Di Arab Saudi, kekuasaan berada di tangan Raja, putra mahkota, dan bangsawan yang memiliki hubungan darah langsung.

MBS sangat berkuasa sejak ia menjadi putra mahkota pada tahun 2017.

Dikutip dari Al Jazeera, sangat tidak mungkin bahwa AS, sebagai mitra strategis dan pemasok senjata Arab Saudi, akan memfasilitasi penangkapan MBS.

Tetapi memberinya kekebalan dengan cara ini akan menyebabkan kelegaan di pengadilan kerajaan Saudi.

Baca juga: Joe Biden Pertanyakan Pernyataan Zelensky soal Rudal di Polandia

Meski begitu, kejadian ini telah memicu badai protes dari kelompok hak asasi manusia serta tunangan Khashoggi.

Mendasari semua ini adalah keinginan Washington untuk memperbaiki hubungannya yang buruk dengan kepemimpinan Saudi.

Bukan rahasia lagi bahwa MBS dan Presiden Biden tidak menyukai satu sama lain.

Baru-baru ini, Arab Saudi dengan gamblang menolak permintaan AS untuk memompa lebih banyak minyak untuk menurunkan harga bahan bakar.

Hal tersebut dianggap Washington sebagai bentuk penghinaan.

Selain itu, Saudi memiliki hubungan yang semakin hangat dengan Rusia dan China.

Akan ada banyak orang di istana kerajaan yang diam-diam mengharapkan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, yang memilih Riyadh untuk kunjungan luar negeri pertamanya sebagai Presiden.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini