Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi baru saja menghadiri undangan Forum Pemimpin Redaksi Media Tunisia di Syarqiya, Tunis, Kamis (19/11/2022).
Kehadiran Zuhairi Misrawi disambut Ketua Forum Pimred Media Tunis, Tayyeb Zahar serta sejumlah Pimpinan Redaksi media lainnya untuk menjelaskan poin penting apa saja yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dihelat di Bali pada 15 hingga 16 November lalu.
Dubes Zuhairi mengatakan bahwa pemberitaan mengenai forum profil tingkat tinggi itu sangat massive di Tunisia.
Menurut media dan masyarakat Tunisia, momentum KTT G20 ini merupakan salah satu upaya konkret banyak negara untuk pulih dari pandemi virus corona (Covid-19) dan tentunya krisis akibat invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Baca juga: KTT B20 Sukses Digelar, Arsjad Rasjid Ungkap Pentingnya Kolaborasi untuk Pemulihan Ekonomi Global
"KTT G20 mendapat perhatian dari dunia, khususnya di Tunisia. Media-media Tunisia memberitakan secara massif, karena mereka memandang pertemuan para pemimpin negara-negara G20 sebagai upaya pulih dan bangkit dari krisis, akibat pandemi dan perang Rusia-Ukraina," jelas Dubes Zuhairi, dalam keterangan resminya yang diterima Tribunnews, Jumat (18/11/2022).
Terkait hal ini, kader PDI Perjuangan itu pun menjelaskan poin penting yang dihasilkan dari KTT G20 yang turut dihadiri pula oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
"Sebab itu, para Pimpinan Redaksi media-media ingin mendengarkan langsung perihal kesepakatan dan kemufakatan yang telah dicapai dalam KTT G20 di Bali," kata Dubes Zuhairi.
KTT G20, kata dia, telah menjadi harapan baru bagi solusi atas krisis global, karena para pemimpin negara-negara G20 berhasil mencapai mufakat yang tertuang dalam 'Deklarasi G20 Bali'.
Salah satu poin pentingnya adalah Rusia harus menarik pulang pasukannya dari Ukraina agar krisis pangan dan energi yang kini melanda banyak negara di dunia dapat segera diselesaikan.
Karena jika pertempuran antara kedua negara itu tidak segera dihentikan, maka krisis ini akan berubah menjadi resesi global.
"Alhamdulillah, KTT G20 berhasil melahirkan kemufakatan. Para pemimpin negara-negara G20 sepakat agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina, sehingga melapangkan jalan keluar dari krisis pangan dan krisis energi yang akibat perang. Jika tidak, krisis ekonomi akan menjadi resesi global," tegas Dubes Zuhairi.
Selanjutnya, poin yang tidak kalah penting adalah upaya pemulihan kesehatan global melalui pembentukan dana pandemi (pandemic fund) yang diluncurkan di sela KTT G20.
Baca juga: Media Rusia Perkenalkan Kameramennya yang Ototnya Dipuji Presiden AS Joe Biden di KTT G20 Bali
"Setelah itu, baru negara-negara G20 fokus pada pemulihan kesehatan global dengan membentuk dana pandemi, yang saat ini sudah terkumpul 1,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS)," tutur Dubes Zuhairi.
Dubes kelahiran Sumenep, Madura ini menekankan bahwa forum profil tingkat tinggi itu turut mencapai pula kesepakatan terkait pentingnya transformasi digital dalam upaya pemulihan ekonomi serta sangat krusialnya isu perubahan iklim (climate change).
"KTT G20 juga menyepakati perlunya pemulihan ekonomi melalui transformasi ekonomi digital, dan perlunya langkah-langkah konkret dalam isu perubahan iklim," papar Dubes Zuhairi.
Pada kesempatan yang sama, Forum Pimred Media Tunisia menyampaikan perlunya penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tunisia, khususnya dalam sektor ekonomi.
Mereka berharap hal tersebut dapat dimulai melalui diadakannya forum-forum bersama diantara para Pimpinan Redaksi Media di Indonesia dan Tunisia.
Karena peran media di dunia saat ini tidak hanya semakin andil dalam penguatan demokrasi saja, namun juga upaya percepatan pertumbuhan ekonomi secara global.
"Para Pimpinan Redaksi Media Tunisia sangat tertarik dengan peran media-media di Indonesia, baik dalam segi penguatan demokrasi maupun mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Dubes Zuhairi.
Dubes Zuhairi meyakini bahwa penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tunisia, khususnya melalui forum antar Pimred Media lintas negara akan mendorong perubahan ke arah yang jauh lebih positif bagi demokrasi serta ekonomi kedua negara.
"Saya optimis hubungan bilateral antara Indonesia dan Tunisia akan semakin baik dan kokoh di masa mendatang, khususnya melalui forum bersama Pimpinan Redaksi Media Indonesia-Tunisia," pungkas Dubes Zuhairi.