News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Klub Malam Colorado

Insiden Maut di Klub Malam LGBT Colorado: 5 Tewas Ditembak, Pelaku Ternyata Cucu Eks Anggota Dewan

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Je-Zeravon Swisher (Tengah) menangis saat berdiri di samping rekannya Jonathon Willis saat memberikan penghormatan kepada para korban penembakan massal di Club Q, klub malam LGBTQ, di Colorado Springs, Colorado, pada 20 November 2022. Setidaknya lima orang tewas dan 18 lainnya luka-luka dalam penembakan massal di klub malam LGBTQ di kota Colorado Springs, AS, kata polisi pada 20 November 2022.

"Pada saat saya berbalik, peluru beterbangan di sekitar kepala saya, memecahkan kaca di sekitar saya," kata Loveall.

Dikutip dari laman The New York Times, Senin (21/11/2022), pria berusia 30 tahun itu mendengar jeritan saat dirinya memutuskan untuk tiarap.

Ia tidak menyadari bahwa dirinya telah berdarah, hingga akhirnya ia keluar dan mulai merasakan sakit pada kakinya.

Loveall pun kemudian langsung dibawa ke rumah sakit di mana ia 'diberitahu bahwa ada luka tembak di kakinya'.

Aksi penembakan itu dilakukan pria berusia 22 tahun bernama Anderson Lee Aldrich yang sengaja pergi ke Club Q pada Sabtu malam waktu setempat, sekitar pukul 23.55.

Ia menembak secara brutal menggunakan senapan yang dibawanya.

Akibat aksi ini, 5 orang dinyatakan tewas termasuk 2 bartender yang bekerja di cafe itu.

Sedangkan 20-an lainnya mengalami luka-luka.

Korban Selamat sempat Telepon sang Ayah

Sesaat setelah tengah malam pada hari Minggu waktu Amerika Serikat (AS), John Loveall menerima telepon dari putranya, yang mengatakan 'kakinya telah ditembak' oleh seorang pria bersenjata di klub malam LGBTQ+ 'Club Q' di Colorado Springs.

"Ia baru saja kembali dari area merokok, dan tiba-tiba mereka mendengar senjata otomatis meledak," kata John Loveall saat menceritakan apa yang disampaikan putranya padanya.

Sang anak, Jerecho Loveall, selamat dari aksi pembantaian itu dan mengenal beberapa orang yang terbunuh.

Setelah menyadari kakinya ditembak dan mulai merasakan sakit, Jerecho Loveall bergegas menujuRumah Sakit St. Francis.

Awalnya ia mengira luka pada kakinya hanya goresan saja. Di rumah sakit, pria berusia 30 tahun itu diberitahu bahwa 'ada luka akibat peluru di kakinya'.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini