TRIBUNNEWS.COM - Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia di Ukraina menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak atau drone pada Selasa (22/11/2022).
Pasukan pertahanan udara Rusia segera bergerak setelah serangan tersebut.
Serangan terjadi ketika Kyiv mengklaim kemenangan teritorial lainnya dan hanya beberapa hari setelah Moskow mengatakan memperkuat posisinya di semenanjung Krimea.
"Ada serangan dengan drone," kata Gubernur Wilayah Administrasi Sevastopol di Krimea, Mikhail Razvozhayev, melalui Telegram.
"Pasukan pertahanan udara kita sedang bekerja sekarang."
Razvozhayev mengatakan dua drone telah berhasil ditembak jatuh.
Baca juga: Iran Isyaratkan Bantu Rusia dalam Membuat Drone untuk Perang di Ukraina
Dia menambahkan tidak ada infrastruktur sipil yang rusak dan meminta warga untuk tetap tenang.
Moskow mencaplok Krimea pada 2014 setelah demonstrasi pro-demokrasi nasional yang menyebabkan penggulingan presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin.
Semenanjung itu kemudian digunakan untuk menampung beberapa pangkalan militer penting Rusia, sebagai landasan peluncuran untuk invasi Februari ke Ukraina.
Namun dalam beberapa bulan terakhir pasukan Ukraina telah mendorong serangan balasan di selatan menuju Krimea dan awal bulan ini merebut kembali Kherson, ibu kota wilayah yang berbatasan dengan semenanjung yang dicaplok.
Ada beberapa ledakan di atau dekat instalasi militer Rusia di Krimea sejak Februari, termasuk serangan drone terkoordinasi di pelabuhan utama angkatan laut Rusia di Sevastopol pada Oktober.
Pekan lalu gubernur wilayah yang berpihak pada Moskow, Sergei Aksyonov, mengatakan pihak berwenang memperkuat posisi di semenanjung.
"Pekerjaan benteng sedang dilakukan dengan tujuan untuk menjamin keamanan semua warga Krimea," kata Aksyonov sebagaimana dikutip CNA.
Ukraina Klaim Telah Rebut Semenanjung