News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Malaysia

Kisah Jatuh Bangun Anwar Ibrahim, dari Tahanan Hingga Kursi Perdana Menteri Malaysia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Malaysia yang baru diangkat Anwar Ibrahim (tengah, kanan) dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail mengambil bagian dalam upacara pelantikan di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 24 November 2022.

Koalisi itu multi-etnis dan mencakup partai yang sebagian besar beranggotakan etnis Tionghoa dan partai yang tidak populer di kalangan mayoritas Melayu konservatif.

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) melambai saat dia pergi setelah bertemu dengan Raja Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 22 November 2022. (MOHD RASFAN / AFP)

Selama beberapa dekade, Anwar telah menyerukan inklusivitas dan perombakan sistem politik di negara multietnis tersebut.

Ia menyerukan penghapusan kebijakan afirmatif yang berpihak pada Melayu dan diakhirinya sistem patronase yang membuat BN tetap berkuasa hingga saat ini.

Anwar memulai karirnya sebagai pemimpin pemuda Islam sebelum bergabung dengan UMNO.

Pada 1993, Mahathir menjadikan Anwar sebagai wakilnya, selain perannya sebagai Menteri Keuangan.

Anwar pun diharapkan dapat mengambil alih posisi Mahathir kelak.

Namun mereka berselisih setelah tidak sepakat tentang bagaimana menangani krisis keuangan Asia.

Saat itu, Anwar juga mulai mempertanyakan korupsi di UMNO yang dipimpin Mahathir.

Pada 1998, Mahathir memecat Anwar, dan di tengah protes berikutnya, ia meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Baca juga: Anwar Ibrahim jadi Perdana Menteri Malaysia, Punya Tugas Berat Atasi Inflasi dan Ras Multietnis

Anwar didakwa dengan tuduhan sodomi yang menurutnya bertujuan untuk mengakhiri karir politiknya.

Selanjutnya, ia muncul di persidangan kasus sodomi dengan mata lebam, yang kemudian menjadi simbol partai politik yang ia dirikan.

Belakangan, Kapolres wilayah yang berwenang saat itu mengaku telah menganiaya Anwar di penjara.

"Orang ini tidak bisa dibiarkan menjadi pemimpin di negara seperti Malaysia," kata Mahathir tentang Anwar pada konferensi pers 1998.

Anwar kemudian dibebaskan pada 2004, hanya untuk dipenjara lagi karena kasus sodomi pada 2015, dua tahun setelah memimpin oposisi dengan kinerja pemilu terbaiknya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini