TRIBUNNEWS.COM - Ketua Partai Pakatan Harapan Anwar Ibrahim resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10 pada Kamis (24/11/2022) sore.
Anwar Ibrahim berhasil menduduki posisi Perdana Menteri setelah Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah memilihnya.
Setelah menang dari Muhyiddin Yassin, Anwar Ibrahim mengajak Partai Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin untuk berkoalisi dengan pemerintah persatuan yang dipimpinnya.
“Saya mengusulkan agar Perikatan Nasional mempertimbangkan apakah mereka siap untuk mendukung pemerintah yang sekarang kuat dan stabil untuk menegakkan dekrit Raja," kata Anwar, setelah pelantikannya, Kamis (24/11/2022).
Anwar Ibrahim mengatakan akan membentuk pemerintah persatuan nasional dengan bantuan dua kelompok politik lainnya, memberinya mayoritas yang dia butuhkan, seperti diberitakan BBC Internasional.
Baca juga: Terpilih Jadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim Langsung Tetapkan 28 November Hari Libur Nasional
Dalam konferensi persnya, Anwar Ibrahim mengatakan hak mayoritas Melayu dan agama Islam resmi Malaysia akan dilindungi.
Selain itu, ia juga akan membela hak semua kelompok etnis lain dan semua wilayah Malaysia.
“Ini adalah pemerintah persatuan nasional. Semua dipersilakan dengan syarat bahwa Anda menerima aturan dasar pemerintahan yang baik, tidak ada korupsi, dan Malaysia untuk semua warga Malaysia,” katanya, seperti diberitakan The Straits Times.
Konferensi pers diadakan di sebuah klub golf di Sungai Long dekat kota Kajang di negara bagian Selangor, di pinggir ibu kota Kuala Lumpur.
Sebelumnya, Anwar Ibrahim berhasil mengamankan 82 kursi di parlemen.
Sementara, Muhyiddin Yassin mendapatkan 73 kursi.
Anwar Ibrahim mengatakan anggota pemerintah persatuannya adalah Barisan Nasional, dengan 30 kursi, dan Gabungan Parti Sarawak, dengan 23 kursi.
Persatuan ini akan menghasilkan total 135 kursi.
Baca juga: Akhir Penantian 24 Tahun Anwar Ibrahim Meraih Kursi Perdana Menteri
Rencana Anwar Ibrahim untuk Malaysia