News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa Itu Virus Zombie? Virus yang Baru Saja Ditemukan Ilmuwan setelah Membeku 48.500 Tahun

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi danau beku dan virus zombie. Ilmuwan baru saja menghidupkan virus zombie, virus yang terkubur selama 48.500 tahun di danau beku. Apa itu virus zombie? Berikut penjelasannya.

Karena pemanasan iklim, permafrost yang mencair melepaskan bahan organik yang sebelumnya membeku hingga satu juta tahun.

Bahan itu sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca.

Bagian dari bahan organik itu juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali (prokariota, eukariota uniseluler) serta virus yang tidak aktif sejak zaman prasejarah.

Apakah Virus Zombie Berbahaya?

Para ilmuwan menemukan bahwa semua "virus zombie" berpotensi menular dan karenanya menimbulkan "bahaya kesehatan".

Mereka percaya bahwa pandemi seperti Covid-19 akan menjadi lebih umum di masa depan karena permafrost yang mencair melepaskan virus yang sudah lama tidak aktif seperti mikroba Captain America, menurut New York Post.

"Oleh karena itu sah untuk merenungkan risiko partikel virus purba tetap menular dan kembali ke sirkulasi dengan mencairnya lapisan permafrost kuno," tulis mereka.

Bahan organik yang dilepaskan oleh pencairan es terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca dan mempercepat pencairan.

Ilustrasi virus zombie atau pandoravirus yedoma (AAAS/NY Post)

Profesor Universitas Aix-Marseille Jean-Michel Claverie, salah satu penulis studi tersebut, mengeluarkan peringatan kepada otoritas medis tentang kurangnya pembaruan signifikan pada virus "hidup" di permafrost sejak studi awal pada 2014 dan 2015, lapor The Sun.

"Ini secara keliru menunjukkan bahwa kejadian seperti itu jarang terjadi dan 'virus zombie' bukanlah ancaman kesehatan masyarakat," tulis tim peneliti dalam temuan mereka.

Namun, para ilmuwan percaya bahwa penemuan virus baru-baru ini baru awalnya saja.

Sebab, kemungkina lebih banyak virus yang berada di bawah lapisan es yang memerlukan studi dan penelitian lebih lanjut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini