Hal ini membuat Turki berpotensi menjadikan AS sebagai sasarannya, karena AS bekerjasama dengan SDF, teroris incaran Turki.
Pada Jumat (2/12/2022), SDF, yang menguasai wilayah di Suriah utara, mengatakan tidak akan lagi berpartisipasi dalam operasi kontraterorisme bersama dengan AS dan sekutu lainnya setelah serangan Turki.
SDF mengatakan telah mendokumentasikan sekitar 70 serangan sejak operasi diumumkan.
Seorang juru bicara SDF mengatakan semua koordinasi dan operasi kontraterorisme gabungan dengan koalisi pimpinan AS yang memerangi sisa-sisa ISIL (ISIS) di Suriah serta semua operasi khusus bersama yang kami lakukan secara teratur telah dihentikan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Turki