TRIBUNNEWS.COM - Serangan drone di pangkalan udara di Rusia pada Senin (5/12/2022), terutama di wilayah Ryazan menimbulkan pertanyaan tentan 'kedalaman' konflik, lapor Ali Hashem dari Al Jazeera.
Melaporkan dari Moskow, Hashem menerangkan Ryazan hanya berjarak 150 kilometer dari Moskow.
Dikutip Al Jazeera, Ukraina belum mengonfirmasi pihaknya berada di balik serangan tersebut.
Serangan itu juga menghantam pangkalan udara di wilayah Saratov.
Dilaporkan tiga personel militer tewas dalam serangan tersebut.
Serangan di wilayah ini akan menjadi serangan terjauh ke wilayah Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-286: 4 Orang Tewas dalam Serangan Rusia
Sebagai tanggapan, Rusia meluncurkan serangkaian serangan rudal setelah agresi pada Senin.
"Ada pertanyaan apakah ini satu-satunya tanggapan atau apakah akan ada pembalasan lain dengan cara yang berbeda," imbuh Hashem.
Ukraina tembaki Zaporizhzhia
Lebih jauh, Menteri Pertahanan Rusia Sergi Shoigu mengklaim Ukraina terus memborbadir pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Shoigu menyebut Kyiv dengan sengaja menciptakan ancaman bencana nuklir.
"Pasukan Rusia mengambil semua tindakan untuk memastikan keamanan PLTN (Zaporizhzhia) dalam menghadapi teroris nuklir dari Kyiv," ucap Shoigu.
Baca juga: Rusia Minta Israel Tak Halangi Transfer Senjata Rusia dari Suriah ke Ukraina
Namun, Ukraina membantah menembaki fasilitas tersebut - yang berada di bawah kendali pasukan Rusia sejak awal invasi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)