TRIBUNNEWS.COM - Iran mengeksekusi tahanan pertama yang dihukum atas dugaan kejahatan selama protes nasional yang sampai saat ini masih berlangsung.
Seperti diketahui sejak kematian Mahsa Amini, wanita yang tewas di dalam penjara karena dilaporkan melanggar hukum hijab Iran, terjadi protes nasional.
Kantor berita Tasnim melaporkan pada Kamis (8/12/2022), tahanan tersebut sebelumnya dilaporkan melukai penjaga keamanan dengan pisau panjang dan menutup jalan di Teheran selama protes nasional.
Dilansir Al Jazeera, Tasnim menambahkan bahwa Mahkamah Agung (MA) menolak banding yang diajukan oleh terdakwa.
Tasnim mengidentifikasi tahanan yang dieksekusi sebagai Mohsen Shekari.
Tetapi kantor berita tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai Shekari.
Baca juga: Aktris Iran Taraneh Alidoosti Unggah Foto Lepas Hijab Wujud Dukungan Protes Kematian Mahsa Amini
Pihak berwenang membenarkan hukuman tersebut dengan menekankan bahwa tindakan terdakwa merupakan "kejahatan (karena) mengobarkan perang melawan Tuhan".
Protes nasional sejak September
Iran diguncang protes sejak kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022.
Elit Pengawal Revolusi memuji pengadilan atas sikap kerasnya dan mendorong lembaga itu untuk tegas mengeluarkan keputusan bagi para terdakwa yang dituduh melakukan kejahatan terhadap keamanan negara dan Islam.
Lebih jauh, juru bicara kehakiman Masoud Setayeshi mengumumkan pada Selasa (6/12/2022) bahwa lima orang didakwa membunuh anggota Basij dijatuhi hukuman mati.
Siapa Mahsa Amini?
Dilansir Harper's Bazaar, pada 13 September, Mahsa Amini datang ke ibukota Iran, Teheran untuk kunjungan keluarga.
Dalam sebuah video CCTV yang dirilis oleh polisi Teheran, tampak Mahsa Amini jatuh ke tanah saat ditangkap.
Saudara laki-laki Amini diberitahu bahwa Amini akan dibawa ke pusat penahanan untuk menjalani "kelas pengarahan".
Baca juga: Iran Tuduh 2 Jurnalis Wanita yang Laporkan Kematian Mahsa Amini sebagai Mata-mata CIA
Mahsa Amini berasal dari kota Saqqez di Provinsi Kurdistan, di Iran barat.
Saat berada di pintu masuk Jalan Raya Haqqani bersama saudara laki-lakinya Kiaresh Amini, Mahsa Amini ditangkap oleh 'Patroli Bimbingan'.
Mahsa Amini lalu dipindahkan ke agen 'Keamanan Moral'.
Dia diduga ditangkap karena mengenakan jilbab yang tidak pantas.
Baca juga: Iran Tinjau Ulang Undang-Undang Jilbab setelah Protes atas Kematian Mahsa Amini Meluas
Amini dijanjikan akan dibebaskan tidak lama kemudian.
Dilarikan ke rumah sakit, sempat koma 3 hari
Namun Amini tidak pernah dibebaskan.
Amini justru dilarikan ke Rumah Sakit Kasra, di mana dia meninggal pada Jumat (16/9/2022), setelah sempat koma selama tiga hari.
Dalam sebuah posting-an di Instagram yang kini sudah dihapus, rumah sakit mengklaim Mahsa Amini sudah mati otak pada saat kedatangannya.
Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Tewaskan 326 Orang dalam Aksi Protes Kematian Mahsa Amini
"Resusitasi dilakukan pada pasien, detak jantung kembali dan pasien dirawat di unit perawatan intensif," tulis pihak rumah sakit, lapor The Guardian.
"Sayangnya, setelah 48 jam pada hari Jumat, pasien mengalami serangan jantung lagi, karena kematian otak."
"Meskipun dengan upaya tim medis, mereka gagal untuk menghidupkannya kembali dan pasien akhirnya meninggal."
Saksi mata mengklaim Mahsa Amini dipukuli oleh patroli di dalam van, yang bermaksud membawanya ke pusat penahanan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)