TRIBUNNEWS.COM - Dua jurnalis wanita yang berperan dalam melaporkan kematian Mahsa Amini dituduh sebagai agen CIA oleh pemerintah Iran.
Seperti diketahui, Mahsa Amini, wanita berusia 22 tahun tewas dilaporkan dalam tahanan oleh polisi moral Iran.
Kematian Mahsa Amini telah memicu gelombang protes besar di Teheran.
Dikutip dari The Guardian, Niloofar Hamedi dan Elahe Mohammadi ditangkap tak lama setelah tersiar kabar kematian Amini.
Dua jurnalis tersebut dilaporkan ditahan di penjara Evin yang terkenal di Iran.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Kementerian Intelijen Iran dan organisasi intelijen Iran, menuturkan keduanya dituduh sebagai agen asing.
Baca juga: Akibat Dukung Aksi Protes Mahsa Amini, Sejumlah Selebritas Iran Jadi Sasaran Pemerintah
Pernyataan itu, yang mengacu pada kedua wanita itu sebagai NH dan EM, juga menggambarkan protes tersebut sebagai operasi yang telah direncanakan sebelumnya yang diluncurkan oleh CIA, Mossad, dan badan intelijen barat lainnya.
Pernyataan yang menuduh kedua wanita itu sebagai “sumber berita utama bagi media asing”.
Memaksa memberikan informasi tentang kematian Mahsa Amini
Pihak berwenang menuduh Hamedi menyamar sebagai jurnalis dan memaksa keluarga Mahsa Amini untuk memberikan informasi tentang kematian putri mereka.
Hamedi adalah jurnalis pertama yang melaporkan dari rumah sakit tempat Amini dirawat setelah pingsan saat berada dalam tahanan pihak berwenang Iran.
Mahsa Amini ditangkap karena dianggap melanggar aturan hijab Iran.
Baca juga: Koroner Iran Sebut Mahsa Amini Meninggal Bukan karena Dipukuli, tapi Karena Penyakit Bawaan
Foto-foto Amini yang koma di ranjang rumah sakit dan keluarganya yang saling menghibur di koridor rumah sakit memicu protes pertama.
Aksi tersebut kemudian menyebar ke seluruh negeri.