TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi dan China menandatangani perjanjian kemitraan strategis dan beberapa kesepakatan lainnya, Jumat (9/12/2022).
Kedua negara ini juga setuju untuk saling mendukung, tanpa ikut campur dalam masalah internal.
Kesepakatan itu muncul selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi selama tiga hari pada 7-9 Desember 2022.
Xi Jinping bertemu dengan Raja Salman bin Abdul-Aziz Al Saud dan pewarisnya, Putra Mahkota dan Perdana Menteri Saudi Mohammed bin Salman.
Presiden Xi Jinping dan Raja Salman berjanji untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama energi dalam bidang-bidang seperti teknologi, infrastruktur dan keamanan.
Baca juga: Jepang, Inggris, dan Italia Kolaborasi Proyek Jet Tempur, Antisipasi Ancaman Rusia dan China
Pernyataan ini datang bersama hampir 4.000 kata yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency (SPA) resmi, Jumat (9/12/2022).
Dokumen itu menyatakan kesepakatan tentang berbagai masalah global, termasuk energi, keamanan, program nuklir Iran, krisis di Yaman dan perang Rusia di Ukraina.
Mereka juga menyatakan tekad untuk bekerja sama di bidang pertahanan, memerangi terorisme dan pendanaannya.
Pernyataan itu menegaskan China dan Arab Saudi akan terus mendukung kepentingan inti satu sama lain, dikutip dari CNN Internasional.
Mereka saling mendukung dalam mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial, mempertahankan prinsip non-intervensi, aturan internasional, hukum dan prinsip-prinsip dasar hubungan internasional.
China dan Arab Saudi sepakat untuk tidak mengkritik kebijakan internal masing-masing.
Termasuk kebijakan pada isu-isu hak asasi manusia dan aturan domestik.
China juga menegaskan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Kerajaan Arab Saudi dalam wujud apapun.
Baca juga: Hasil Survei, 70 Persen Responden Setuju Hubungan Lebih Kuat China-Arab
Pernyataan bersama soal program nuklir Iran