TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan sekitar 800 juta euro pada sekutu Barat untuk menahan serangan Rusia di sektor energinya.
Sekutu Barat Ukraina justru menjanjikan tambahan satu miliar euro ($ 1,1 miliar) dalam bantuan musim dingin darurat pada hari Selasa (13/12/2022).
Sebelumnya, sekitar 70 negara dan organisasi internasional berkumpul di Paris untuk membahas bantuan ke Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pertemuan itu bertujuan mencari solusi bagi warga Ukraina melewati musim dingin ini.
Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari Arab Saudi, Bahrain, Turki, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab, Kamboja, India dan Indonesia, serta sejumlah organisasi multinasional.
Baca juga: Drone Rusia Rusak 5 Bangunan di Kyiv: Ukraina Bukan Bangun Pagi karena Jam Alarm, tapi Ledakan
Mereka menjanjikan uang dan peralatan untuk membantu melakukan perbaikan selama beberapa bulan ke depan.
Termasuk perbaikan untuk sistem listrik, pemanas, air, perawatan kesehatan dan transportasi Ukraina, semuanya hancur oleh serangan Rusia selama berbulan-bulan.
“Ini bukti nyata bahwa Ukraina tidak sendiri,” kata Presiden Emmanuel Macron dari Prancis saat membuka KTT satu hari, diapit oleh Denys Shmyhal (Perdana Menteri Ukraina) dan Olena Zelenska (Ibu negara Ukraina), dikutip dari New York Times.
Baca juga: Belarusia Lakukan Latihan Militer, Antisipasi Konflik Ukraina dan Rusia Memburuk di Perbatasan
Presiden Prancis: Kami dukung perjuangan Ukraina
Presiden Macron juga memberikan semangat pada Ukraina.
“Pertarungan yang Ukraina lakukan adalah perjuangan untuk kebebasan Ukraina, kedaulatan Ukraina,” kata Macron.
“Tapi ini juga perjuangan untuk tatanan internasional dan stabilitas kita semua.”
Sebelumnya, Zelensky meminta bantuan keuangan kepada negara Barat melalui sebuah video.
"Tentu saja jumlahnya sangat tinggi, tetapi biayanya lebih kecil daripada biaya pemadaman potensial," Zelensky mengatakan pada konferensi melalui tautan video.
Pada Selasa (13/12/2022), dari seluruh dana yang terkumpul, 400 juta euro akan digunakan untuk sektor energi.
Baca juga: NATO Alami Krisis Senjata, Berpotensi Tunda Bantuan Militer ke Ukraina untuk Lawan Rusia
Zelensky mengatakan Ukraina membutuhkan suku cadang untuk perbaikan, generator berkapasitas tinggi, gas tambahan serta peningkatan impor listrik.
“Generator telah menjadi kebutuhan seperti kendaraan lapis baja dan jaket antipeluru,” katanya, dikutip dari The Moscow Times.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan 40 hingga 50 persen dari jaringan negara itu tidak berfungsi karena serangan Rusia.
Banyak daerah di negara ini memiliki listrik hanya beberapa jam sehari.
Sekitar 1,5 juta orang lainnya dibiarkan tanpa listrik di Odesa selatan selama akhir pekan setelah serangan pesawat tak berawak Rusia.
"Mereka ingin menempatkan kami dalam kegelapan dan itu akan gagal, terima kasih kepada mitra kami di seluruh dunia," kata Shmygal kepada para delegasi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina