Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Angkatan Udara Amerika Serikat sukses menguji coba rudal hipersonik pertamanya melalui udara, yang sebelumnya sempat mengalami serangkaian kemunduran karena kegagalan dalam pengujian.
Dilansir dari CNN, prototipe lengkap dari Air-launched Rapid Response Weapon atau yang dikenal sebagai ARRW, diluncurkan dari lokasi B-52 di lepas Pantai California, pada Senin (12/12/2022).
ARRW merupakan rudal boost-glide yang menggunakan roket pendorong untuk mempercepat proyektil.
Kendaraan luncur kemudian terpisah dari bagian pendorong dan menggunakan kelembaman untuk mencapai sasarannya dengan kecepatan hipersonik.
Menurut Angkatan Udara AS, senjata hipersonik ini dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau sekitar 4.000 mil per jam, membuatnya sulit dideteksi dan dicegat tepat waktu.
Rudal hipersonik ini juga dapat bermanuver dan memvariasikan ketinggian, memungkinkan mereka untuk menghindari sistem pertahanan rudal saat ini.
Rudal ARRW mengalami serangkaian kegagalan dalam pengujian tahun lalu, yang memaksa Angkatan Udara AS untuk menunda proyek tersebut. Angkatan Udara menggambarkan kegagalan itu sebagai "anomali."
Baca juga: Tak Mau Ketinggalan dari China dan Rusia, Amerika Serikat Percepat Pengembangan Senjata Hipersonik
Pentagon telah meningkatkan penekanan pada pengujian dan pengembangan senjata hipersonik, terutama di saat China dan Rusia telah menunjukkan kemajuan dalam program mereka sendiri.
Rusia beberapa waktu yang lalu telah mengerahkan rudal hipersonik Kinzhal di Ukraina, yang menandai pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang.
Baca juga: AS Luncurkan Roket untuk Program Senjata Hipersonik Sementara Rusia Gelar Latihan Nuklir
Selama pengujian tahun lalu, rudal hipersonik China terbang ke seluruh dunia sebelum mengenai sasarannya.