TRIBUNNEWS.COM - Peru berada dalam cengkereaman krisis politik yang dimulai pada awal Desember 2022.
Krisis politik semakin dalam dengan pemakzulan mantan Presiden Pedro Castillo.
Castillo sebelumnya menyerukan rencana untuk membubarkan Kongres dan memerintah dengan keputusan.
Menanggapi langkah Castillo, legislatfi Peru memberikan suara pada 7 Desember 2020 untuk mencopot sang presiden dari jabatannya.
Pemecatan, penangkapan, dan penahanan Castillo atas tuduhan konspirasi dan pemberontakan telah memicu protes yang meluas di Peru.
Situasi tersebut mendorong pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.
Baca juga: Presiden Peru Pedro Castillo yang Digulingkan Kemungkinan Hadapi 20 Tahun Penjara
Dilansir Al Jazeera, berikut ini perjalanan krisis politik yang melanda Peru sejak awal Desember 2022:
7 Desember 2022
Castillo, merupakan mantan guru dan pemimpin serikat pekerja dari pedesaan Peru.
Dia menjabat sebagai Presiden Peru tahun lalu.
Secara mengejutkan, Castillo mengumumkan rencana untuk membubarkan Kongres sementara waktu dan memerintah dengan keputusan.
Castillo berpendapat pembubaran Kongres untuk membangun kembali supremasi hukum dan demokrasi Peru.
Tetapi politisi oposisi dan pengamat lainnya mengecam seruannya karena bertentangan dengan konstitusi Peru.
Kongres kemudian memberikan suara untuk mencopot Castillo dari jabatannya.