News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belanda Minta Maaf Atas Perbudakan di Masa Lalu, Termasuk Indonesia dan Afrika

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte meminta maaf atas nama Belanda yang melakukan perbudakan di masa lalu, termasuk pada Indonesia dan Afrika.

Belanda tidak melarang perbudakan di wilayahnya sampai tahun 1863, saat perbudakan menjadi ilegal di Belanda.

Pedagang Belanda diperkirakan telah mengirim lebih dari setengah juta orang Afrika yang diperbudak ke Amerika.

Banyak budak Afrika yang dikirim ke Brasil dan Karibia, seperti diberitakan PBS.

Sementara sejumlah besar orang Asia yang diperbudak berada di Hindia Belanda atau yang sekarang menjadi Indonesia.

Mark Rutte juga mengakui pemerintah Belanda menutupi peran Belanda dalam perdagangan budak, terutama pada generasi muda di Belanda.

Baca juga: Bertemu dengan PM Belanda, Jokowi Berharap Kemitraan Asean dengan Uni Eropa Lebih Diperkuat 

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memberikan pers untuk memperketat pembatasan Covid-19 di Kementerian Kehakiman dan Keamanan di Den Haag, pada 26 November 2021. - Belanda akan memperketat penguncian sebagian Covid-19 dengan penutupan awal bar, restoran, dan toko untuk mengekang lonjakan kasus, Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan pada 26 November 2021. (Photo by Bart Maat / ANP / AFP) / Netherlands OUT (AFP/BART MAAT)

Dalam pidatonya, Mark Rutte menggambarkan bagaimana lebih dari 600.000 pria, wanita, dan anak-anak Afrika dikirim, seperti ternak.

Sebagian besar dari mereka dikirim ke bekas koloni Suriname oleh pedagang budak Belanda.

Menjelang pidato Mark Rutte, Waldo Koendjbiharie, seorang pensiunan yang lahir di Suriname dan tinggal bertahun-tahun di Belanda, mengatakan permintaan maaf saja tidak cukup.

“Ini tentang uang. Permintaan maaf adalah kata-kata dan dengan kata-kata itu, Anda tidak bisa membeli apa pun,” kata Waldo Koendjbiharie.

Setelah berpidato, Mark Rutte mengatakan pemerintah tidak menawarkan kompensasi kepada orang, cucu atau cicit dari orang yang diperbudak.

Sebaliknya, mereka membentuk dana 200 juta euro untuk prakarsa membantu mengatasi warisan perbudakan di Belanda dan bekas jajahannya dan untuk meningkatkan pendidikan tentang masalah ini.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Penjajahan Belanda

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini